JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan konstruksi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan area parkir di basement Masjid Istiqlal dengan halaman Gereja Katedral Jakarta.
Terowongan ini memungkinkan area parkir basement di Masjid Istiqlal bisa digunakan bersama dengan umat Khatolik di Gereja Katedral.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penghubung antara dua rumah ibadah ini secara teknis bisa saja menggunakan jembatan penyeberangan. Hanya, karena faktor keamanan maka dipilihlah terowongan bawah tanah.
"Karena faktor keamanan dan keselamatan desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah," kata Basuki dalam keterangannya, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Terowongan Silaturahmi Rampung, Dua Cagar Budaya Dipastikan Aman
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan dibangunnya Terowongan Silahturahmi merupakan contoh kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Alhamdulillah konstruksinya sudah selesai dan akan segera kita serahkan ke Kementerian Agama agar bisa secepatnya dimanfaatkan," kata Diana.
"Jadi qaktu itu Bapak Presiden berdiri di Plaza Al-Alfatah dan melihat ada asa yang bisa dihubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Di sinilah Terowongan Silaturahmi Terwujud," jelasnya.
Diana menyebutkan bangunan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal ini sudah sangat tua dan merupakan cagar budaya. Karenanya pengembangan konstruksi yang dibangun harus dipastikan aman.
Terowongan Silaturahmi tersambung dengan basement parkir lantai 1 di Masjid Istiqlal yang dapat menampung 500 unit mobil.
"Kehadiran terowongan ini diharapkan dapat memudahkan jemaah kedua rumah ibadah ini untuk menggunakan lahan parkir secara bersama,” tutur dia.
Terowongan Silaturahmi ini bisa digunakan multifungsi. Pada Jumat bisa digunakan jamaah Masjid Istiqlal, hari Minggu bisa dipakai jemaat Gereja Katedral Jakarta.
“Untuk itu dinamakan Terowongan Silaturahmi, saling memberikan pertolongan untuk kebutuhan masing-masing,” ujar dia.
Pembangunan Terowongan ini dimulai sejak 15 Desember 2020 lalu dan konstruksinya telah rampung 100 persen sesuai target pada 20 September 2021 dengan anggaran senilai Rp 37,3 miliar.
Pengerjaan dilakukan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, manajemen konstruksi PT Virama Karya dan perencana PT Yodya Karya.