JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan Sei Alalak di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), memiliki peran sentral bagi masyarakat sekitar.
Sebagai infrastruktur konektivitas, keberadaannya bisa memperlancar akses dan mobilitas masyarakat Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala menuju Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Mengingat sebelumnya kawasan ini kerap dilanda kemacetan terutama setelah Jalan Lingkar Utara rusak parah pasca diterjang banjir.
Dengan adanya Jembatan Sei Alalak ini, biaya logistik diharapkan bisa lebih efisien, perekonomian bertumbuh, dan sentra ekonomi baru tercipta di sekitarnya.
Baca juga: Didampingi Basuki, Jokowi Resmikan Jembatan Sei Alalak
Selain berperan sebagai akses transportasi, Jembatan Sei Alalak juga menjadi ikon baru bagi Kota Banjarmasin.
Jembatan ini dibangun dengan konsep cable stayed pylon asimetrik, yang merupakan pertama di Indonesia. Tampilannya pun dianggap instagramable.
Apalagi saat malam hari, jembatan sepanjang 850 meter ini menyuguhkan pencahayaan atau lighting yang menawan.
Melansir unggahan Instagram Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, art lighting Jembatan Sei Alalak berbeda dengan general lighting pada umumnya.
Art lighting di Jembatan Sei Alakak ini memiliki akurasi tingkat tinggi. Karena tidak menerangi area, tetapi spesifik kepada objek pencahayaan. Objeknya adalah pylon jembatan.
Keberhasilan kualitas pencahayaan objek pylon sangat ditentukan oleh kombinasi penempatan luminer, daya luminer dan sudut pencahayaan yang akurat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.