Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Lighting Jembatan Sei Alalak, Fokus Terangi Pylon

Kompas.com - 23/10/2021, 18:57 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan Sei Alalak di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), memiliki peran sentral bagi masyarakat sekitar.

Sebagai infrastruktur konektivitas, keberadaannya bisa memperlancar akses dan mobilitas masyarakat Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala menuju Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Mengingat sebelumnya kawasan ini kerap dilanda kemacetan terutama setelah Jalan Lingkar Utara rusak parah pasca diterjang banjir.

Dengan adanya Jembatan Sei Alalak ini, biaya logistik diharapkan bisa lebih efisien, perekonomian bertumbuh, dan sentra ekonomi baru tercipta di sekitarnya.

Baca juga: Didampingi Basuki, Jokowi Resmikan Jembatan Sei Alalak

Selain berperan sebagai akses transportasi, Jembatan Sei Alalak juga menjadi ikon baru bagi Kota Banjarmasin.

Jembatan ini dibangun dengan konsep cable stayed pylon asimetrik, yang merupakan pertama di Indonesia. Tampilannya pun dianggap instagramable.

Apalagi saat malam hari, jembatan sepanjang 850 meter ini menyuguhkan pencahayaan atau lighting yang menawan.

Melansir unggahan Instagram Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, art lighting Jembatan Sei Alalak berbeda dengan general lighting pada umumnya.

Art lighting di Jembatan Sei Alakak ini memiliki akurasi tingkat tinggi. Karena tidak menerangi area, tetapi spesifik kepada objek pencahayaan. Objeknya adalah pylon jembatan.

Keberhasilan kualitas pencahayaan objek pylon sangat ditentukan oleh kombinasi penempatan luminer, daya luminer dan sudut pencahayaan yang akurat.

Dengan kombinasi itu, program pencahayaan RGB dan Skenario Pencahayaan dapat diperolah dengan maksimal serta atraktif.

Baca juga: Jembatan Sei Alalak, Terobosan Edge Beam Mirip Lego dan Pengecoran 74 Meter

Untuk membantu pencahayaan dekoratif RGB, digunakan software computer yaitu DIALUX. Membuat simulasi kuat cahaya, titik penempatan luminer dan sudut pencahayaan akan tampil secara akurat.

Seperti diketahui, Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun.

Jembatan ini dirancang dengan teknologi tinggi tahan gempa, dan diperkirakan mampu bertahan sampai 100 tahun mendatang.

Pembangunannya dilaksanakan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menggunakan anggaran dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara senilai Rp 278 miliar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com