JAKARTA, KOMPAS.com - Arsitektur Islam telah lama diakui sebagai salah satu tipologi paling signifikan dan berpengaruh yang menerjemahkan ajaran dan keyakinan inti agama ke dalam struktur.
Salah satu karakteristik arsitektur yang paling mencolok di dunia Islam adalah fokus pada ruang interior.
Tata letak interior mencakup pemanfaatan cahaya dan ventilasi alami, atau detail ornament yang rumit melalui ukiran dan lukisan, kontras antara eksterior dan interior sangat terasa.
Namun, satu fitur arsitektur tertentu menentang norma-norma fasad sederhana, dan berdiri sebagai pernyataan visual yang kuat dari kehadiran Islam.
Baca juga: Sejarah Arsitektur Menara Masjid, Simbol Peradaban Islam
Struktur khas menara memperkuat kehadirannya sebagai titik fokus, membimbing orang menuju ruang paling suci.
Di balik penggunaan menara dan bagaimana fungsinya telah berkembang secara budaya dan arsitektural.
Arsitektur khas masjid terdiri dari halaman terbuka, arcade (lorong beratap), ruang sholat, dan menara.
Kemudian, struktur kubah termasuk dinding kiblat (menghadap Mekkah), mihrab, ceruk setengah lingkaran yang ditempatkan untuk Imam masjid untuk memimpin shalat dan mimbar, serta tempat duduk yang lebih tinggi untuk Imam.
Di luar fungsi religiusnya sebagai tempat ibadah, masjid memiliki nilai budaya dan sosial, karena menyediakan tempat untuk pertemuan sosial, pendidikan, dan filantropi.
Pada masa awal Islam, adzan, atau athan dilakukan di titik tertinggi masjid, dan karena orang tidak memiliki sarana teknologi untuk memperkuat jangkauan, arsitektur masjid dan lokasinya sangat berpengaruh pada bagaimana suara ditransmisikan ke seluruh negeri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.