Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Jaringan Irigasi Bendungan Kuningan Libatkan 930 Pekerja

Kompas.com - 24/09/2021, 08:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun jaringan irigasi tersier Cileunya, Kuningan, Jawa Barat dengan skema padat karya tunai (PKT).

Melansir laman Kementerian PUPR, Kamis (23/09/2021), saluran irigasi tersier Cileunya dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung Ditjen SDA Kementerian PUPR sepanjang 665 meter.

Gunanya untuk mengoptimalkan fungsi utama Bendungan Kuningan yang telah diresmikan pada 31 Agustus 2021 lalu, yakni meningkatkan suplai air irigasi lahan pertanian dari sebelumnya 15 hektar menjadi 46 hektar.

Baca juga: Jaringan Irigasi Peninggalan Belanda Ini Bisa Tingkatkan Produksi Pertanian

Pelaksanaan pembangunannya berupa pemasangan batu kali dan jalan produksi yang dikerjakan melalui PKT dengan melibatkan partisipatif masyarakat setempat. Atau dikenal dengan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).

Petani pekerja diberikan upah harian atau mingguan. Sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa terutama di antara musim tanam dan panen.

Skema PKT ini juga memberikan manfaat mengurangi angka pengangguran akibat pandemi Covid-19 dengan capaian saat ini menyerap 930 Hari Orang Kerja (HOK) atau melebihi target 780 HOK.

Sementara Program P3-TGAI yang dikerjakan BBWS Cimanuk Cisanggarung sebanyak 429 lokasi yang tersebar di Kabupaten Majalengka, Indramayu, Sumedang, Garut, Cirebon, dan Kuningan Provinsi Jawa Barat, serta Kabupaten Brebes di Jawa Tengah.

Sebagaimana tercatat di data emonitoring Kementerian PUPR, Rabu (22/9/2021), progres fisik seluruhnya mencapai 92,08 persen dengan menyerap 10.000 tenaga kerja atau setara 364.895 HOK.

Baca juga: Progres 94,55 Persen, Bendungan Gongseng Mulai Diisi Air

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya telah membangun banyak bendungan atau bendung di berbagai daerah.

Selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.

Diharapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata. Di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Basuki.

Seperti diketahui, Bendungan Kuningan memiliki luas 221 hektar yang membendung Sungai Cikaro dengan volume tampung total sebesar 25,9 juta meter kubik.

Dengan daya tampung sebesar itu, bendungan multifungsi ini akan menjadi sumber pengairan irigasi primer seluas 3.000 hektar sawah di dua Daerah Irigasi (DI).

Yakni DI Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektar, dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektar.

Sementara dii Kabupaten Kuningan, saluran irigasi tersier melalui program P3-TGAI dilaksanakan di 44 desa, termasuk di Desa Cileunya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com