Sewa Mal Kelas Menengah Tetap Stabil Selama Pandemi Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Ritel merupakan salah satu sektor yang terdampak saat pandemi Covid-19.

Meskipun demikian, harga sewa ritel di kelas menengah atas dan kelas menegah ke bawah tetap stabil seperti sebelumnya. 

Sementara, berdasarkan survei yang dilakukan Savills Indonesia, mal kelas atas dan mewah atau high end  justru melakukan perubahan harga sewa.

Beberapa pemilik mal dengan cepat menaikkan tarif harga sewa mengikuti peningkatan lalu lintas pejalan kaki sejak awal tahun 2021. Namun, sewa rata-rata saat ini masih di bawah keadaan sebelum pandemi.

Baca juga: Mulai Pulih, Ruang Ritel di Jakarta Bertambah

Pada mal-mal kelas high end, biaya sewa per bulannya sekitar Rp 671. 300 per meter persegi per bulan.

Sedangkan mal-mal kelas atas dikenakan biaya sewa sekitar Rp 409.400 per meter persegi setiap bulannya.

Sementara sewa ruang ritel mal kelas menengah ke atas dan kelas menengah ke bawah relatif lebih stabil di kisaran Rp 251.000 dan Rp 198.400 per meter persegi per bulan.

Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan, penerapan PPKM level 4 beberapa waktu lalu sangat membenai pemilik dan penyewa karena mal tidak diizinkan untuk beroperasi.

"Untungnya saat ini ketika angka infeksi Covid-19 mulai menurun, pemerintah pun melakukan relaksasi terhadap aturan PPKM. Sehingga kami optimistis, usaha ritel ini kembali menggeliat," ujar Anton.

Pertambahan Jumlah Ruang Ritel

Ke depannya, sekitar 373.000 meter persegi ruang ritel dijadwalkan memasuki pasar Jakarta antara tahun 2021 hingga tahun 2023.

Baca juga: Hingga 2023, Jakarta Bakal Tambah Enam Mal Baru

Di antaranya sekitar 104.000 meter persegi akan memasuki pasar pada tahun 2021 dan sisanya 114.000 meter persegi pada tahun 2022.

Menurut Anton, para pengusaha ritel akan tetap melakukan ekspansi meskipun pandemi masih akan berlangsung.

“Kami optimistis pasar ritel kembali pulih didasarkan pada pertumbuhan konsumsi selama beberapa bulan terakhir. Oleh karena itu, kami berharap tingkat penawaran-permintaan bisa berjalan seimbang selama dua tahun ke depan,” tuntas Anton.