Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait PLTS Atap di Segmen Rumah Sederhana, Ini Usulan REI

Kompas.com - 14/09/2021, 17:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Real Estat Indonesia (REI) mendukung penuh progam pemerintah dalam menerapkan green energy melalui penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di segmen rumah tangga.

REI berpendapat bahwa penyediaan PLTS Atap terutama di segmen rumah sederhana bukan hal yang mudah dilakukan.

Perlu formula kebijakan yang matang agar penyediaan PLTS Atap ini dapat berjalan secara efektif dan sekaligus tidak menjadi beban bagi keuangan negara, pengembang dan masyarakat.

Baca juga: Penggunaan PLTS Atap di Segmen Rumah Tangga Baru Sebatas Gimmick

Ketua Umum REI Paulus Totok Lusida mengusulkan bahwa pemerintah dapat menggunakan anggaran Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam menyediakan PLTS Atap untuk rumah sederhana.

"Saya sudah beri alternatif ke pemerintah bahwa PLTS Atap itu bisa dibangun dengan menggunakan dana PSU," kata Totok kepada Kompas.com, Selasa (14/09/2021).

Totok menjelaskan, penyediaan PLTS Atap tidak bisa jika hanya dibebankan kepada pengembang perumahan.

Untung yang diperoleh pengembang dalam membangun rumah sederhana saja terbilang cukup kecil sekitar Rp 10 jutaan per unitnya.

Dengan ditambahnya beban penyediaan PLTS Atap yang berkisar seharga Rp 14 jutaan per unit, tentu akan membuat harga rumah sederhana jadi lebih mahal sehingga dapat membebani konsumen.

Baca juga: Harus Nombok, REI Mengaku PLTS Atap Sulit Diterapkan di Rumah Subsidi

Sementara PSU merupakan anggaran yang selama ini dialokasikan pemerintah untuk rumah sederhana atau subsidi, dengan jumlah tak sampai 10 persen.

"Jadi lebih baik dialokasikan untuk penyediaan PLTS Atap saja," jelasnya.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Umum REI Bambang Eka Jaya juga mengusulkan pemerintah untuk menjalin kerja sama dengan berbagai negara dan instansi besar di dunia terutama yang terkait dengan greeen energy.

Hal itu menjadi alternatif agar target untuk mencapai green energy melalui penyediaan PLTS Atap di segmen rumah sederhana di Indonesia dapat berjalan cepat dan efektif.

"Nah mereka itu biasanya akan memberikan bantuan atau subsidi kalau kita punya target yang besar," kata Bambang.

Selanjutnya, yang sering kali menjadi masalah dalam penyediaan PLTS Atap yaitu harganya yang masih mahal yaitu sekitar Rp 14 juta per unitnya.

Baca juga: Sejarah Penemuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mulai dari Selenium hingga Silikon

Untuk menyiasati tingginya harga tersebut, REI juga mengusulkan pemerintah menjalin kerja sama dengan membuat pabrikan panel surya di dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com