Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Deddy Herlambang
Pengamat Transportasi

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)

Selamatkan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan Investigasi dan Audit

Kompas.com - 08/09/2021, 11:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA prihatin ketika mendengar kabar pembengkakan ongkos konstruksi atau overrun cost Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dibangun PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Jika proyek ini dijalankan dengan normal, seharusnya tanpa biaya APBN. Namun akhirnya harus ada pilihan penyertaan modal negara (PMN) untuk menyelamatkan mega proyek ini.

Berdasarkan laporan PT KAI (Persero), kebutuhan investasi proyek KCJB membengkak dari 6,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp 86,67 triliun (kurs 1 USD = Rp 14.280 ) menjadi 8 miliar dolar AS atau naik 1,9 miliar dolar AS, setara Rp 114,24 triliun.

Setelah diadakan efisiensi ternyata dapat turun sedikit dari perkiraan awal mencapai 8,6 miliar dolar AS atau setara Rp 122,8 triliun. Selisih ini membutuhkan injeksi PMN lagi sebesar Rp 4,1 triliun kepada KCIC melalui PT KAI (Persero).

Belum lagi, terdapat biaya tidak terduga pada pengadaan lahan yang dapat membengkak hingga 35 persen yang disebut KCIC.

Pada proses pengadaan lahan, di dalamnya terdapat pengerjaan relokasi fasos dan fasum, relokasi SUTT PLN, relokasi utilitas PDAM/Pertamina/Telkom, jalan akses, dan auxilarry building yang belum didetailkan dalam perencanaannya.

Evaluasi KCJB

Jarak kereta cepat atau high speed rail (HSR) Jakarta-Bandung adalah 142 kilometer yang dikonversi menjadi 36 menit dengan tiga kali perhentian atau stasiun.

Mulai dari Halim lalu berhenti di Karawang, Walini, dan Tegalluar. 

Jarak ini terlalu pendek bagi HSR untuk digeber dengan kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Sementara di negara lain HSR berjalan dengan jarak infrastruktur rata-rata 400-an kilometer.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+