Begini Fokus Bisnis Astra Property Semester II-2021

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak usaha PT Astra International Tbk, Astra Property, berencana akan merilis klaster baru di township Asya, Jakarta Timur.

"Perkembangan proyek Asya sebagai sebuah township akan terus berjalan, akan ada klaster-klaster baru yang dirilis," jelas Head of Corporate Communication Astra Property Demmy Indranugroho, kepada Kompas.com, Kamis (27/08/2021).

Untuk ke depannya, perusahaan akan terus mengembangkan portfolio sejalan dengan pengembangan yang ada saat ini yaitu di bidang residensial maupun komersial. 

Khusus proyek Arumaya Residences yang berlokasi di koridor TB Simatupang akan dikembangkan menjadi kompleks mixed-use development.

Baca juga: Akhir Maret, Astra Tutup Atap Apartemen Arumaya Residences

Misalnya, memanfaatkan kedekatan lokasi proyek tersebut dengan Stasiun MRT Lebak Bulus dan Fatmawati.

Hingga kini, progres konstruksi Arumaya Residences sudah dalam tahap penyelesaian unit apartemen.

Setelah dilaksanakan prosesi topping off (penutupan atap) pada Maret 2021 lalu, Astra Property optimtis dapat melakukan hand-over (serah terima) unit Arumaya Residences pada Kuartal IV Tahun 2022.

Sejauh ini, imbuh Demmy, kinerja projek-projek Astra Property sangat positif dan meningkat dibandingkan Semester I Tahun 2020.

Perkembangan konstruksi juga terus berjalan, serta hand-over unit di proyek Asya tetap dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.

Sementara Resta Pendopo KM 456 di Jalan Tol Semarang-Solo yang dikelola perusahaan terus mengalami perkembangan dari segi penyewaan karena tidak hanya berfokus pada food & beverage (F&B), melainkan fashion (mode).

Sama seperti pengembang lainnya, Astra Property juga melakukan digital marketing (pemasaran digital) dalam menggaet konsumen.

Menurut Demmy, fitur yang dihadirkan dalam pemasaran digital seperti virtual tour sangat membantu konsumen tanpa harus hadir di lokasi.

"Sehingga, membantu penumpukan traffic di proyek pada masa Pandemi Covid-19 ini," katanya.

Meski begitu, properti dinilai merupakan high-value product (produk bernilai tinggi) yang pada tahap berikutnya sangat membutuhkan pertemuan dengan tim sales.

Oleh karena itu, pertemuan tetap dilakukan namun melalui perjanjian dalam jumlah terbatas serta tetap menaati protokol kesehatan.