Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Terkini Proyek Jembatan Sei Alalak, “Cable Stayed Bridge” Lengkung Pertama di Indonesia

Kompas.com - 03/08/2021, 16:30 WIB
Audrey Aulivia Wiranto,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan Jembatan Sei Alalak, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, telah mencapai 92 persen pada pekan pertama Agustus 2021.

Hal ini menyusul pekerjaan pemasangan main span telah selesai dilaksanakan dan kini tengah dilakukan percepatan pekerjaan lantai segmen terakhir yakni segmen7-8.

Selain itu, juga pekerjaan minor di jalur frontage atau bagian yang menghadap jalan 3 dan 4, serta jalan akses utama sisi Banjarmasin.

"Kami juga tengah menyiapkan final tuning cable stay dan pemasangan pot bearing," jelas Manajer Proyek Jembatan Sei Alalak Sija’dul Jamal dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (3/8/2021).

Baca juga: Konstruksi Jembatan Sei Alalak Tuntas Maret 2021

Sija'dul memastikan, pekerjaan tersebut akan dilakukan secara saksama dan hati-hati dengan tetap mengedepankan komitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan proyek.

Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Proyek pembangunan jembatan ditangani oleh Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji dengan nilai konstruksi Rp 278 miliar.

Dana pembangunan ini bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema kontrak pekerjaan tahun jamak (multi years).

Untuk diketahui, Jembatan Sei Alalak merupakan cable stayed bridge melengkung pertama di Indonesia dengan metode longline matchcast yang dirancang agar dapat dilintasi oleh kendaraan dengan berat maksimal 10 ton.

Kontruksinya diklaim tahan terhadap gempa dengan masa layan hingga 100 tahun. Sistem pre-cast-nya mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitas.

Kemudian, geometri tiang pylon asimetris ditujukan untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar dek jembatan serta menambah estetika.

Menurut Sija'dul, beton yang digunakan merupakan beton kualitas tinggi fc’45 Mpa (K-500) yang dibentuk dari material lokal guna mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada.

"Dengan demikian efektivitas dan keberhasilannya bisa menjadi lpercontohan sekaligus referensi bagi proyek-proyek lainnya," tuntas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com