Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota-Kota di Indonesia Idealnya Punya Satu Kolam Renang Publik Per 50.000 Penduduk

Kompas.com - 25/07/2021, 18:06 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fasilitas kolam renang publik di kota-kota Indonesia semakin sulit ditemukan.

Selain jumlahnya sedikit, juga karena pemerintah tidak punya kebijakan serius untuk membangun fasilitas kolam renang publik.

Arsitek dan Ahli Tata Kota Bambang Eryudhawan mengatakan, sebuah kota idealnya memiliki paling tidak satu kolam renang publik per 50.000 penduduk.

"Satu kolam renang publik per 50.000 penduduk itu cuma perkiraan saja dengan asumsi bahwa kota-kota di Indonesia kan paling kecil penduduknya itu sekitar 60.000 sampai 70.000 orang. Misalnya kota kecil di Jawa Tengah dan Jawa Barat," kata Yudha saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/07/2021).

Faktanya, kota-kota besar seperti DKI Jakarta, dan Solo di Jawa Tengah saja memiliki kolam renang publik dalam jumlah terbatas atau dapat dihitung dengan jari.

Baca juga: Ingin Punya Kolam Renang Sendiri di Rumah? Simak Plus Minusnya

"Solo itu penduduknya setengah juta, dan jumlah kolam renangnya tidak banyak. Paling tidak per 100.000 penduduk, ada satu kolam renang publik. Dengan demikian, Solo mesti punya lima kolam renang," katanya.

Yudha menjelaskan keberadaan kolam renang publik ini sangat dibutuhkan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah.

Populasi mereka paling banya, namun sulit mengakses kolam renang di kota yang dibangun swasta, yang notabene tarif masuknya mahal.

"Sementara kalau kolam renang publik kan memang disubsidi pemerintah jadi relatif terjangkau," jelasnya. 

Selain perlu memperbanyak kolam renang publik, sebagai negara bahari, Indonesia juga harus menggalakkan olahraga dan rekreasi renang melalui program pendidikan terukur.

Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak perkotaan yang masih usia sekolah dapat dengan mudah mengakses dan menggunakan kolam renang tersebut.

Sebaliknya, fasilitas kolam renang kini justru banyak dibangun pihak swasta di ruang-ruang privat seperti hotel, apartemen, dan perumahan elite.

Mereka yang dapat menggunakannya adalah tamu yang menginap, pemilik dan penghuni apartemen, dan penduduk perumahan terkait.

Kalau pun masyarakat umum bisa mengaksesnya, harus merogoh kocek lebih dalam dengan besaran biaya tertentu yang ditetapkan pengelola.

"Sepertil waterboom itu juga kan bukan kolam renang publik, setiap orang memang bisa menikmati fasilitasnya. Tapi mereka harus bayar dengan harga yang lumayan mahal," ungkap Yudha.

Oleh karena itu, Yudha mendorong pemerintah daerah menyediakan lebih banyak fasilitas kolam renang publik terutama di perkotaan.

Untuk menciptakan kolam renang publik ini bukan sesuatu hal yang sulit bagi pemerintah.

"Masalah tanah, biaya itu bukan hal yang jadi kendala. Pemerintah bisa melakukan political will, dengan meminta pengusaha untuk membuat kolam renang publik tersebut dengan memberikan insentif dan sebagainya," tuntas Yudha.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com