JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) menyambut baik kehadiran lembaga pengelola investasi sovereign wealth fund bernama Indonesia Investment Authority (INA) atau yang disebut Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Indonesia.
Salah satu pengurus Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Ramdani Basri mengatakan INA dapat menjadi kekuatan dalam hal pembiayaan pembangunan infrastruktur jalan tol.
"INA tentu jadi salah satu upaya pemerintah yang harus disambut positif oleh kami BUJT dalam rangka pengembangan industri jalan tol di Indonesia," kata Ramdani dalam diskusi ATI, Jumat (09/07/2021).
Hanya, Ramdani menjelaskan, sebagai financial institution, INA memiliki hitung-hitungan yang berbeda dengan strategi investor pada umumnya.
Baca juga: Volume Lalin Jalan Tol Anjlok hingga 40 Persen Akibat PPKM Darurat
INA tentu tidak mau membeli aset atau nilai proyek yang harganya sangat mahal. Artinya, mereka tetap akan melakukan negosiasi dengan BUJT.
Meski demikian, Ramdani berharap INA dapat memahami kondisi dan situasi yang dibutuhkan oleh BUJT saat ini.
Dia menilai INA akan sangat efektif membantu pengusaha jalan tol jika dapat menyuntik modal atau membiayai pengembangan proyek-proyek yang sepi peminat atau lalu lintas harian (LHR) kecil.
Pasalnya, pengusaha tentu sulit untuk melepas jalan tol dengan LHR atau memiliki traffict tinggi. Sebaliknya, BUJT biasanya akan melepas jalan tol dengan LHR rendah.
Karenanya, Ramdani menyebutkan, tetap harus ada win-win solution agar kedua pihak, baik BUJT dan INA sama-sama mendapatkan keuntungan.
"Jadi maksud saya BUJT juga jangan terlalu berharap banyak, dalam situasi seperti ini INA juga harus bisa mengatasi situasinya. Tetapi kami berharap mungkin ada win win solution antara pemegang konsesi dan INA-nya sendiri," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.