Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersaing dengan Jepang, Produsen Ekskavator China Jadikan Indonesia Pasar Utama

Kompas.com - 07/07/2021, 12:45 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen ekskavator asal China, Sany Heavy Industry, menyasar Indonesia sebagai pasar utama untuk memperluas produknya.

Seperti dilansir dari Nikkei Asia, Rabu (07/07/2021), sekitar 600 ekskavator hidrolik dari Sany telah dikirim ke Sulawesi pada paruh pertama bulan Mei saja.

Pengiriman ini menyusul proses penambangan di pertambangan nikel, dengan perkiraan 70 persen di antaranya beroperasi dengan bantuan ekskavator dari Sany.

Nikel merupakan komponen kunci dalam baterai kendaraan listrik. Kini, lebih dari 5.000 unit ekskavator buatan Sany telah beroperasi di seluruh Indonesia baik di tambang atau fasilitas lainnya.

Baca juga: Fantastis!, Perusahaan China Bangun Apartemen 10 Lantai Cuma Sehari

Karena permintaan untuk mesin konstruksi melambat di China, Sany lebih fokus melakukan ekspor ke Indonesia dan pasar Asia Tenggara lainnya yang selama ini kerap menggunakan produk ekskavator milik perusahaan Jepang, Komatsu.

Penjualan ekskavator Sany di luar negeri kini mencapai angka 155 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 2,24 triliun pada Maret, dan berkontribusi terhadap kenaikan pendapatan perusahaan hingga 90 persen pada kurun Januari-Maret.

Kenaikan permintaan alat berat dari Sany ini dikarenakan harganya yang murah, kira-kira 20 persen lebih rendah dari Komatsu serta inisiatif infrastruktur Belt and Road China.

China mengalahkan Jepang dalam tender pembangunan rel kereta api cepat Jakarta-Bandung. Ini membuat lebih dari 500 buah produk dari Sany telah digunakan pada proyek ini.

Sany melakukan ekspansi besar-besaran ke seluruh dunia. Selain pasar Asia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Sany juga akan mulai mengekspor ekskavator ke Amerika Utara dan Eropa.

Sany menargetkan bisa mencapai penjualan senilai 300 miliar yuan atau Rp 672,1 triliun pada tahun 2025, tiga kali lipat dari angka tahun 2020.

Keputusan Sany untuk melakukan ekspor ini sebagian didorong oleh ketidakpastian di pasar dalam negeri.

Penjualan unit ekskavator hidrolik mulai turun pada bulan April tahun ini lebih dari 20 persen dibanding bulan Mei.

Sany menguasai 21 persen pasar mesin konstruksi Indonesia pada Januari-Maret, hanya sedikit di bawah Komatsu dengan porsi 22 persen.

Persaingan antara perusahaan China dan Jepang juga tumbuh di pasar Asia Tenggara lainnya.

Perusahaan China diyakini telah memperoleh sekitar 30 persen saham di Thailand, mengejar sekitar 50 persen saham Komatsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com