Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Tumbuh Pesat, Angin Segar Bagi Pasar Properti Asia Pasifik

Kompas.com - 23/06/2021, 16:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Colliers

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan teknologi yang terus meningkat turut mengubah pasar properti di kawasan regional Asia pasifik.

Berdasarkan laporan Colliers International, hadirnya perusahaan-perusahaan teknologi baru membuat permintaan properti meningkat.

Managing Director Occupier Services Colliers Asia Sam Harvey-Jones mengungkapkan, sektor teknologi merupakan pelaku utama dari naiknya permintaan sewa kantor di berbagai kota besar Asia Pasifik.

“Permintaan dari perusahaan multinasional tetap menjadi prioritas. Namun diharapkan perusahaan teknologi di Asia Pasifik bisa menaikan permintaan properti kantor selama lima tahun ke depan," ujar Harvey-Jones dalam laporan yang diterima Kompas.com, Selasa (22/06/2021).

Baca juga: Harga Sewa Pusat Perbelanjaan di Dua Pertiga Kawasan Asia Pasifik Anjlok

Saat ini, teknologi telah menjadi salah satu sektor bisnis yang paling penting secara global. Bahkan, sektor ini membentuk 65 persen dari 20 perusahaan publik teratas dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.

Colliers memperkirakan pengguna teknologi akan menyumbang 20 persen hingga 25 persen dari total permintaan sewa kantor di wilayah Asia Pasifik selama lima tahun ke depan.

Perusahaan teknologi Asia, terutama perusahaan teknologi China, terpantau sangat aktif berinvestasi di sektor pengembangan real estat.

Pada tahun 2020 saja, beberapa perusahaan teknologi berhasil mengakuisisi aset real estat Asia Pasifik dengan nilai fantastis yakni 10 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 144,4 triliun.

Sementara itu, Direktur Pelaksana, Pasar Modal & Layanan Investasi Colliers Asia Terence Tang menyarankan perusahan-perusahaan di China aktif berinvestasi di bidang properti.

“Perusahaan-perusahaan ini tak hanya menjadi penyewa, namun bisa juga memilikinya. Kami memberikan saran agar bangunan-bangunan lama direnovasi kembali supaya dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan di masa depan,” jelasnya.

Karena itu, bagi Tang, pengembangan properti tersebut sebaiknya tak hanya dirancang untuk kantor saja namun sudah diisi oleh unit lain seperti gudang serta pusat data.

Baca juga: Ungguli Jepang dan Korea, Daya Tarik Industri Infrastruktur Indonesia Nomor 9 di Asia Pasifik

Sejauh ini, Beijing, Shanghai, Bengaluru, Shenzhen, dan Singapura masuk dalam peringkat lima besar pusat teknologi di Asia Pasifik.

Para pengembang di lima kota tersebut mulai menawarkan properti yang tak hanya memiliki infrastruktur bagus namun juga unik sehingga bisa menarik penyewa.

Tak hanya itu, lokasi properti yang strategis juga menjadi daya tarik tersendiri bagi investor karena kenaikan nilainya di masa mendatang. 

Kota-kota lain misalnya, Seoul dan Hong Kong juga sedang berkembang pesat dalam bidang tekonologi terutama di sektor fintech. Pusat-pusat baru teknologi di Hyderabad dan Sydney juga mulai bermunculan.

Gelombang permintaan dari penyewa yang berasal dari perusahaan teknologi telah menciptakan peluang baru bagi pemilik properti.

Investor harus mempertimbangkan perusahaan teknologi sebagai pembeli alternatif terutama bagi aset-aset yang sudah berusia tua.

Bahkan bila mungkin menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut untuk mengembangkan kembali aset mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Colliers
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com