Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendali Banjir Ini Bakal Jadi Pusat Pariwisata Internasional

Kompas.com - 15/06/2021, 14:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Prasarana pengendali banjir pada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Bali tengah yaitu di Tukad Unda Klungkung, Tukad Badung, serta Tukad Ayung tengah dibangun.

Program penataan dan normalisasi sungai ini memberikan manfaat dalam mengurangi risiko bencana banjir di tiga DAS besar sebagai salah satu pusat kegiatan pariwisata internasional di Bali.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. 

Baca juga: Merespons Program “Work From Bali”, Pengembang Siap Sambut Digital Nomad

"Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir," ucap Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Selasa (15/06/2021).

Oleh karena itu, Basuki mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan.

Permasalahan di DAS Tukad Unda dan adanya lahan terdampak saat erupsi Gunung Agung, memerlukan sinergi antara Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk mengendalikan banjir aliran lahar dingin yang sering terjadi di daerah itu.

"Rencana pekerjaan utama yang dilakukan terdiri dari pembangunan Tanggul Tukad Yeh Sah, Cek Dam Tukad Yeh Sah, Tanggul Tukad Unda, Tanggul Penampang Ganda Tukad Unda, dan Pekerjaan jetty," ujar Kepala BWS Bali-Penida Maryadi.

Pekerjaan pembangunan pengendali banjir itu dilakukan oleh PT Nindya Karya (Persero) dan PT Bina Nusa Lestari dengan skema kerja operasi (KSO) senilai Rp 234 miliar.

Baca juga: Sekolah Tinggi Agama Hindu Bakal Punya Rusun Berarsitektur Bali

Lalu, Konsultan Supervisi PT Catur Bina Guna Persada, PT Multimera Harapan, dan PT Laras Sembada dengan nilai kontrak Rp 6,5 miliar.

Pembangunannya telah dimulai pada 28 Agustus 2020 dan direncanakan selesai Desember 2022 melalui sistem multi-years contract (MYC) atau kontrak tahun jamak.

Selain di Tukad Unda, saat ini juga tengah dibangun sarana pengendali banjir di sepanjang Tukad Badung, tepatnya di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar.

Tingginya curah hujan di bagian hulu mengakibatkan longsoran di beberapa tebing di sepanjang Tukad Badung.

Salah satu lokasi yang terjadi longsoran berlokasi di SD 6 Ubung, di mana kondisi ini sangat membahayakan keberadaan gedung dan siswa di sekolah tersebut.

Penanganan teknis berupa tindakan memperkuat tebing sungai dengan struktur beton bertulang sepanjang 56 meter setinggi 15,3 meter dan pasangan batu kali dengan struktur frame beton sepanjang 144 meter, serta pekerjaan groundsill dengan lebar 9,12 meter.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Bangun Mulya Tan Abadi dengan nilai kontrak Rp 3,1 miliar, dimana saat ini progresnya 34,59 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com