Bagi bank dengan NPL melebihi 5 persen, mereka masih dapat memberikan keringanan ketentuan DP tapi tidak mencapai 0 persen.
Bagi calon pembeli, insentif ini hanya berlaku untuk pembelian rumah pertama atau kedua hingga akhir Tahun 2021.
Setelah beberapa lama stimulus tersebut berlangsung, industri properti dan juga konsumen masih menunggu untuk melihat bagaimana kebijakan ini akan diimplementasikan.
Berbeda dengan pembebasan pajak yang sudah efektif berjalan, skema DP 0 persen masih
membutuhkan waktu sebelum dapat dimanfaatkan konsumen.
Perbankan butuh waktu lebih untuk mengkaji dan menjalankan kebijakan ini. Konsumen akan perlu cek dengan tiap bank dan proyek terkait karena implementasinya mungkin berbeda.
Lebih lanjut, perlu kita ingat di sini bahwa insentif sesungguhnya adalah program pembebasan pajak sementara skema DP 0 persen tidak mengurangi biaya properti.
Meski skema tersebut dapat membantu kita untuk bertindak sekarang tanpa perlu menabung untuk DP terlebih dahulu, DP 0 persen berarti cicilan bulanan yang lebih tinggi dan bisa jadi berarti bunga yang lebih tinggi.
Jadi, bukan waktu yang tepat untuk beli properti? Tergantung.
Terlepas dari insentif yang ditawarkan, perlu kita ingat membeli properti adalah salah satu pembelian terbesar yang akan kita lakukan.
Kemudian, kita juga sadari bahwa KPR adalah komitmen jangka panjang. Tidak hanya itu, masih ada biaya-biaya lain yang harus kita pertimbangkan dalam membeli rumah.
Betapa pun tergiur insentif yang ditawarkan, kita harus terlebih dahulu pelajari dengan
seksama kondisi keuangan kita.
Kami percaya perencanaan finansial adalah kunci untuk kepemilikan properti dan dengan perencanaan yang baik kami yakin semua dapat memiliki properti.
Karena itulah kami memastikan tiap konsultan memiliki pengetahuan produk yang baik dan juga kecerdasan finansial untuk membantu klien mengambil keputusan terbaik dalam pencarian properti idaman mereka.
Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut: berapa estimasi jumlah cicilan per bulan
untuk properti yang diinginkan, apakah kurang dari 30 persen pendapatan bulanan?
Lalu, apakah Anda sudah menyisihkan dana untuk biaya-biaya terkait rumah baru? Apakah Anda punya tabungan dana darurat?