Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan Ameroro Rp 1,48 Triliun di Sulawesi Tenggara Mulai Dibangun

Kompas.com - 20/05/2021, 15:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan, impounding (pengisian awal) Bendungan Ameroro di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dilakukan Tahun 2023.

Hal ini menyusul telah dimulainya pembangunan bendungan berkapasitas tampung 43,44 juta meter kubik ini yang telah mencapai 4,08 persen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berpendapat, pembangunan infrastruktur tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, tetapi juga pemerataan hasi pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Bendungan Kamijoro, Destinasi Wisata Baru yang Dilengkapi Taman 4 Hektar

"Pembangunan bendungan juga diikuti oleh pembangunan jaringan irigasi. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah milik petani,” tutur Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis (20/05/2021).

Untuk diketahui, Bendungan Ameroro masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020.

Bendungan ini dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kapasitas tampungan 43,44 juta meter kubik untuk meningkatkan Daerah Irigasi (DI) di Konawe.

Jadi, aliran air Sungai Lasolo Konaweha akan ditampung bendungan dengan luas genangan 244,06 hektar yang selanjutkan digunakan untuk layanan DI seluas 3,363 hektar.

Pembangunan bendungan ini dilaksanakan dalam dua paket pekerjaan yakni, Paket I oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Sumber Cahaya Agung, PT Basuki Rahmanta Putra dengan skema kerja sama operasi (KSO).

Sama halnya dengan Paket I, Paket II dikerjakan dengan skema KSO oleh PT Hutama Karya (Persero) PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan total biaya keseluruhan mencapai Rp 1,48 triliun.

Bendungan Ameroro didesain dengan tipe urugan yang memiliki tinggi puncak mencapai 82 meter, panjang 324 meter, dan lebar 12 meter.

Pada bangunan pelimpah, bendungan ini memiliki elevasi ambang 122,50 meter dengan tipe ogee, saluran pengelak berupa conduit beton ganda, dan tipe bangunan pengambil submerged intake tower.

Sebagai daerah penyangga Kota Kendari, Kabupaten Konawe diperkirakan akan terus berkembang dengan banyak kegiatan pembangunan, baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.

Selain itu, wilayah ini akan dikembangkan sebagai pusat pertanian, perikanan, dan peternakan untuk komoditas unggulan Kabupaten Konawe dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Selain sebagai penyedia air irigasi, Bendungan Ameroro juga memiliki manfaat lain untuk mengurangi risiko banjir di Kabupaten Konawe sebesar 66,99 meter kubik per detik, suplai air baku 0,511 meter kubik per detik, dan penyediaan potensi energi listrik sebesar 1,3 megawatt (MW).

Bendungan Ameroro berjarak sekitar 80 kilometer dari Bandara Haluoleo di Kabupaten Konawe Selatan melalui jalur darat dan sekitar 77 kilometer dari pusat Kota Kendari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com