Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Stadion Utama GBK Senayan, Pemancangan Tiang Pertama Dihadiri Nikita Kruschev

Kompas.com - Diperbarui 15/11/2022, 08:48 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendengar nama Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, hal yang terlintas di benak masyarakat Indonesia tentu arena latihan olahraga bola kaki atau biasa disebut sepak bola.

Tak hanya digunakan sebagai tempat latihan sepak bola, Stadion GBK Senayan merupakan kandang andalan Tim Nasional (Timnas) Indonesia saat berlaga dengan negara-negara dunia.

Bahkan, belum lama ini, Stadion GBK Senayan terpilih menjadi stadion terfavorit di Asia Tenggara versi Federasi Sepak Bola Asia (AFC).

Stadion kebanggaan bangsa itu terpilih menjadi yang terfavorit berdasarkan pemungutan suara melalui laman resmi AFC.

Stadion GBK Senayan unggul telak dari empat stadion milik negara tetangga seperti Stadium Australia di Australia, Stadion Nasional Bukit Jalil di Malaysia, Stadion My Dinh di Vietnam, dan Stadion Rajamangala di Thailand.

Bahkan, stadion ini juga kerap digunakan sebagai perhelatan konser musik, acara keagamaan, hingga kegiatan politik berskala besar.

Sejarah

Sejatinya, stadion utama GBK Senayan dibangun pada 8 Februari 1960 pada masa pemerintahan Presiden pertama RI Soekarno.

Pembangunannya dilakukan menyusul terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games ke-IV, Tahun 23 Mei 1958.

Tentu saja, momen ini menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia yang notabene baru saja merasakan kemerdekaan.

Baca juga: Tak Hanya GBK Senayan, 5 Spot Ini Layak Dikunjungi Saat New Normal

Karena hal itu pula, Indonesia juga merasa cemas karena mengalami keterbatasan dana dan sumber daya manusia (SDM).

Namun, bagi Soekarno, perhelatan Asian Games ke-IV yang digelar pada Tahun 1962 menjadi kesempatan untuk menunjukkan betapa hebatnya Indonesia di mata dunia. 

Pemberitaan Kompas.com pada 10 Juli 2018 menyebutkan, Indonesia diwajibkan membangun multi-sports complex yang kala itu belum terbayangkan di benak masyarakat awam.

Warga bermain sepak bola di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta, Minggu (13/9/2020). Jelang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang rencananya dilaksanakan pada Senin (14/9/2020) masih banyak masyarakat yang melakukan olahraga dan beraktivitas di luar rumah.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Warga bermain sepak bola di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta, Minggu (13/9/2020). Jelang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang rencananya dilaksanakan pada Senin (14/9/2020) masih banyak masyarakat yang melakukan olahraga dan beraktivitas di luar rumah.
Maka dari itu, Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 113 tahun 1959 pada 11 Mei 1959.

Keppres ini diterbitkan untuk membentuk lembaga Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang bertugas menyiapkan perhelatan Asian Games Tahun 1962.

Selanjutnya, Soekarno memberi mandat kepada Menteri Muda Penerangan R Maladi pada Juli 1959.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com