JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati masih dalam suasana pandemi Covid-19, pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2021.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan hal tersebut dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (16/3/2021).
Lampu hijau mudik Lebaran 2021 ini diantisipasi badan usaha jalan tol (BUJT) dengan menyiapkan sejumlah persiapan dan skenario rekayasa lalu lintas.
Salah satunya dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai operator jalan tol terpanjang di Indonesia dengan 1.258,91 kilometer hingga 2021.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur menuturkan, Jasa Marga telah melakukan perkiraan volume lalu lintas (lalin) saat Lebaran 2021 dengan asumsi puncak arus mudik terjadi pada H-2 atau Selasa, 11 Mei 2021, sebanyak 203.000 kendaraan.
Baca juga: Pertama di Dunia, Indonesia Terapkan Pembayaran Tol Nirsentuh untuk Semua Jenis Kendaraan
Sementara lalin puncak balik diprediksikan terjadi pada H+2 atau Minggu 16 Mei 2021 dengan volume 250.000 kendaraan.
Untuk itu, telah dilakukan persiapan dengan menyusun sejumlah skenario. Pertama adalah rekayasa lalin, yaitu contraflow, one way, pengalihan lalin, dan percepatan distribusi ke pengguna jalan tol melalui aplikasi Travoy yang terhubung dengan JMTC.
Kedua, disiapkan juga skenario pengaturan kondisi lalu lintas di sekitar tempat istirahat dan pelayanan (TI dan TIP) atau rest area berupa penutupan penuh TI Tipe B tertentu, buka/tutup TI/TIP secara situasional, dan contraflow di sekitar rest area.
"Kami juga memastikan pelaksanaan protokol kesehatan dilaksanakan secara konsisten di TI/TIP dan gerbang fasilitas, menambah fasilitas di beberapa TIP antara lain peturasan portable, dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)," terang Subakti menjawab Kompas.com, Selasa (16/3/2021).
Selanjutnya, menambah kapasitas layanan transaksi dengan cara meningkatkan kecepatan titik transaksi (petugas bantu tapping), menambah titik transaksi dengan mengoperasikan oblique approach booth (OAB) dan mobile reader.
Baca juga: Rest Area, Ketika Melintasi Tol Tak Lagi Membosankan
Faktor-faktor eksternal di luar operasional jalan tol juga tak luput mendapat perhatian Jasa Marga, yakni memastikan keberfungsian drainase di jalan tol dan memantau lokasi rawan longsor.
"Kami juga akan melakukan penghentian beberapa proyek jalan tol yang berdampak langsung terhadap hambatan di ruas jalan tol," imbuh Subakti.
Jasa Marga juga telah mengantisipasi dampak masa cuti bersama yang dipotong menjadi tiga hari dari sebelumnya empat hari dan rencana Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk membatasi operasional kendaraan golongan dan angkutan logistik tertentu pada waktu dan ruas jalan tol tertent.
Baca juga: Dukung Kendaraan Listrik, Jasa Marga Sediakan 4 SPKLU di Rest Area
Subakti mengatakan, dengan masa cuti yang pendek dan pembatasan operasional kendaraan logistik, terdapat alternatif volume lalu lintas yang terdiri dari tiga asumsi.