JAKARTA, KOMPAS.com- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengungkapkan, mafia tanah menjalankan aksinya dengan melakukan pemalsuan dokumen pertanahan.
Pemalsuan dokumen ini termasuk memanfaatkan girik dan memanipulasinya sebagai alas hak atas tanah yang mereka klaim.
Akibat yang ditimbulkan dari ulah mafia ini adalah sengketa dan konflik pertanahan, sehingga menyulitkan pemerintah memberikan kepastian hukum hak atas tanah.
Artikel tersebut menjadi berita terpopuler di kanal Properti Kompas.com edisi Jumat 5/3/2021).
Selain memanipulasi girik, mafia tanah juga kerap memprovokasi segelintir masyarakat untuk menggarap atau mengokupasi tanah-tanah yang kosong atau sedang dimanfaatkan.
Informasi selengkapnya terkait modus mafia tanah bisa Anda dapatkan melalui tautan ini:
Modus Mafia Tanah, dari Manipulasi Girik hingga Main di Pengadilan
Alih-alih sumur resapan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat mencontoh Tokyo membuat bendungan bawah tanah raksasa sebagai sistem pengendali banjir.
Ibu kota Jepang tersebut telah menerapkannya dengan konsep parthenon.
Ketua Dewan Pembina Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta mengatakan, solusi tersebut dilakukan Tokyo karena pernah mengalami banjir.
"Tokyo itu kan pertemuan banyak sungai dan pernah banjir juga. Mereka itu bikin sumur tetapi di bawah tanah dengan ukuran raksasa dapat menampung ribuan kubik air. Jadi airnya itu bisa ditampung," kata Davy kepada Kompas.com, Rabu (3/3/2021).
Lantas, dimana letak bendungan raksasa tersebut?
Selanjutnya baca di sini Alih-alih Sumur Resapan, Jakarta Bisa Tiru Tokyo Bangun Parthenon
Masyarakat Indonesia dengan kategori Ultra High Net Worth Individual (UHNWI) atau memiliki kekayaan minimal 30 juta dollar AS atau senilai Rp 430 miliar melonjak 67 persen.
Menariknya, 25 hingga 28 persen kekayaan mereka diinvestasikan untuk membeli sejumlah properti.
Jenis properti apa yang dibeli para Crazy Rich Indonesia ini?
Temukan jawabannya di sini Crazy Rich Indonesia Melonjak 67 Persen, Paling Banyak Belanja Properti
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.