Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER PROPERTI] Tolak Tudingan Banjir Kemang, Lippo: Kalau Tidak Ngerti Jangan Sok Tahu

Kompas.com - 22/02/2021, 11:10 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan elite Kemang di Jakarta Selatan, turut ikut terendam banjir pada Sabtu (20/02/2021), dengan ketinggian air bervariasi.

Warganet pun ramai memperbincangkan banjir di Kawasan Kemang yang tak surut dalam beberapa jam, salah satunya Aqwam Fiazmi Hanifan dengan akun @Aqfiazfan.

Dia mencuit pada hari Sabtu (20/02/2021) pukul 11.02 WIB, "Satu hal yang luput dari perbincangan banjir parah di Kemang hari ini: Lippo".

Menanggapi hal ini ini, Vice President Corporate Communication PT Lippo Karawaci Tbk Danang Kemayan Jati menolak tudingan warganet bahwa Lippo merupakan penyebab banjir di Kemang.

"Kalau tidak ngerti, jangan sok tahu. Lippo Kemang Village itu sudah direncanakan sejak puluhan tahun," ujar Danang menjawab Kompas.com, Minggu (21/02/2021).

Artikel tersebut menjadi berita terpopuler di kanal Properti Kompas.com edisi Senin (22/2/2021).

Dalam membangun Kemang Village, kata Danang, Perseroan senantiasa mematuhi regulasi yang ditetapkan Pemerintah Daerah setempat.

Apa saja regulasi itu?

Temukan jawabannya di sini Dituding Penyebab Banjir Kemang, Lippo: Kalau Tidak Ngerti Jangan Sok Tahu

Pasangan asal London, Inggris, Charlie MacVicar dan Luke Walker mengubah sebuah bus tingkat dua menjadi rumah mewah yang menyenangkan.

Mereka memilih bus karena tidak terlalu tertarik tinggal di rumah seperti orang-orang pada umumnya. Mereka justru ingin memiliki rumah tinggal yang berbeda dan tidak biasa.

Selain itu, keduanya menilai tinggal di rumah terlalu mahal, karena akan banyak biaya yang mesti dibayar termasuk pajak dan sebagainya.

Lantas, berapa anggaran yang dikeluarkan pasangan ini untuk mengubah bus tingkat dua menjadi tempat tinggal?

Selanjutnya baca di sini Rumah Terlalu Mainstream, Pasangan Ini Ubah Bus Tingkat Jadi Tempat Tinggal

Beberapa waktu lalu, ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, mendadak jadi miliarder setelah menjual tanah mereka kepada PT Pertamina (Persero).

Sebagian besar warga membeli mobil menggunakan uang hasil penjualan tanah tersebut yang jumlahnya 176 unit.

Lepas dari itu, sejatinya, warga dapat memilih opsi ganti kerugian atas tanah mereka.

Pilihan tersebut tercantum dalam Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Dalam beleid tersebut, ada lima pilihan yang bisa dijadikan opsi bagi warga Tuban untuk mengganti kerugian atas tanah mereka.

Apa sajakah itu?

Informasi selengkapnya bisa Anda akses di sini Warga Tuban Borong Mobil, Sebenarnya Ada Lima Pilihan Ganti Kerugian Tanah

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com