JAKARTA, KOMPAS.com - Konstruksi fasilitas utama sisi udara (airside) Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga telah tuntas.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, fasilitas utama sisi udara tuntas 100 persen, meliputi runway, taxiway dan apron.
Dengan selesainya pembangunan, maka Bandara Jenderal Besar Soedirman memiliki runway berdimensi 1.600 x 30 meter, apron seluas 69 x 103 meter dan taxiway dengan lebar 15 meter.
Artikel tersebut menjadi berita terpopuler di kanal Properti Kompas.com edisi Senin (1/2/2021).
Selengkapnya baca di sini Sisi Udara Rampung, Bandara Jenderal Besar Sudirman Ditargetkan Layani 98.000 Penumpang Per Tahun
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan, konstruksi Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) terkendala biaya akibat kekurangan penyertaan modal negara (PMN).
Defisit suntikan modal negara yang dialami pelaksana proyek JTTS yakni PT Hutama Karya (Persero) mencapai Rp 60 triliun.
Menurut Direktur Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Fakultas Teknik Universitas Indonesia Mohammed Ali Berawi, efisiensi biaya pembangunan JTTS sudah harus dilakukan di tengah keterbatasan pendanaan.
Seperti apa bentuk efisiensi tersebut?
Simak jawabannya selengkapnya di sini Tol Trans-Sumatera Terganjal Defisit Rp 60 Triliun, HK Diminta Terapkan Lean Construction
Selain itu, Ali berpendapat, Sovereign Wealth Fund (SWF) dapat menjadi alternatif pendanaan untuk pembangunan JTTS.
Dana SWF dapat dialokasikan untuk berbagai macam hal, salah satunya adalah pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Meski begitu, ada konsekuensi dari penggunaan SWF pada pembangunan JTTS.
Apa konsekusi yang dimaksud Ali? Selanjutnya baca di sini Defisit Rp 60 Triliun, Proyek Jalan Tol Trans-Sumatera Bisa Dibiayai SWF