Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Tanah April-September Surplus, Anomali di Tengah Pandemi

Kompas.com - 06/01/2021, 12:33 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) melaporkan, di tengah pandemi Covid-19 terjadi anomali konflik atau sengketa pertanahan, termasuk perampasan tanah, mengalami surplus.

Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika mengungkapkan, berdasarkan pemantauan konflik agraria Tahun 2020 telah terjadi situasi anomali artinya ada keanehan, ada juga situasi ironis mengingat terjadi situasi konflik agraria tanah air makin tinggi.

"Padahal, pada saat yang sama, ekonomi kita sedang mengalami resesi dengan angka pertumbuhan minus 4,4 persen," kata Dewi dalam acara peluncuran Laporan Kasus Konflik Agraria 2020,  di Jakarta, Rabu (06/01/2021).

Baca juga: Surya Tjandra Harapkan Sengketa Tanah di Sumut Beres 2 Tahun

Sepanjang periode April-September 2020 terdapat 138 kasus perampasan tanah. Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 dengan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen jumlah konflik agraria sebanyak 133 kasus.

Ini artinya, penurunan ekonomi sampai 200 persen pada 2020 hingga titik minus tidak berimplikasi pada cara-cara sektor pembangunan dan utamanya sektor perkebunan dan perhutanan dalam mengembangkan bisnisnya.

Dewi mengatakan, mestinya di tengah krisis seperti ini, terutama di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), segala aktivitas termasuk ruang gerak investasi dan modal harus dibatasi.

Dia mencontohkan masa krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008, konflik agraria justru menurun drastis hanya sekitar 26 kasus.

Sementara pada krisis multidimensi 1998, saat terjadi kebangkitan gerakan rakyat, kebangkitan petani, masyarakat adat untuk melakukan reclaiming penguasaan kembali tanah-tanah yang digusur, justru turun.

"Jadi ada kebangkitan di tengah krisis ekonomi tetapi menguatkan posisi masyarakat," tuntas Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com