JAKARTA, KOMPAS.com - Volume investasi properti di kawasan Asia-Pasifik akan meningkat sebesar 15 hingga 20 persen pada tahun 2021.
Fenomena ini terjadi lantaran adanya peningkatan minat investor terhadap aset logistik dan aset-aset alternatif seperti pusat data dan hunian vertikal atau tempat tinggal yang disewakan.
Selain minat investor terhadap aset, investasi properti di kawasan Asia-Pasifik juga meningkat karena terdapat permintaan akan ruang ramah lingkungan serta nyaman.
CEO Asia-Pasific Jones Lang LaSalle (JLL) Anthony Couse mengungkapan hal itu dalam keterangan persnya kepada Kompas.com, Selasa (29/12/2020).
"Ini akan menjadi prioritas strategis lebih penting di dunia Pasca- pandemi Covid-19 dan menjadi landasan bagi pemulihan pasar yang sedang berlangsung," jelas Anthony.
Baca juga: Saat Pandemi Dinilai Waktu yang Tepat Investasi Properti, Mengapa?
Anthony melanjutkan, investasi properti pada sektor hotel, ritel, dan perkantoran juga akan meningkat pesat pada tahun depan.
Ini disebabkan seiring dimulainya kembali rencana bisnis dan penerapan strategi penggunaan aset terukur oleh para investor di tengah momentum pemulihan ekonomi.
Dia optimistis, meski Pandemi Covid-19 memaksa karyawan bekerja dari rumah, ruang perkantoran akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi operasional perusahaan.
"Artinya, aset ini akan tetap bernilai di mata para investor," lanjut Anthony.
Sebagai respon terhadap perubahan akibat Pandemi Covid-19, ruang perkantoran akan dirancang ulang untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan karyawan, memungkinkan untuk penerapan jaga jarak sosial, serta mengakomosi banyak ruang kolaborasi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan