Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinarmas dan Hongkong Land Rilis Rumah Termahal Se-Indonesia Rp 30 Miliar Per Unit

Kompas.com - 24/11/2020, 14:29 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sinarmas Land dan Hongkong Land secara resmi merilis klaster baru bertajuk Lyndon di Kawasan Nava Park, BSD City, Kabupaten Tangerang.

Sejak perkenalan perdana pada tiga bulan lalu, atau tepatnya September 2020, penjualan tercatat mencapai 35 unit.

Dari total jumlah yang terjual itu, 12 unit di antaranya merupakan rumah dengan patokan harga fantastis yakni Rp 30 miliar. Rumah Tipe 19 ini berdimensi 601/665 meter persegi.

Sementara 41 unit sisanya merupakan rumah Tipe 12 seluas 465/396 meter persegi seharga Rp 16 miliar dan Tipe 15 berukuran 545/495 meter persegi yang dibanderol Rp 20 miliar.

Dengan patokan harga ini, Klaster Lyndon Tipe 19 diklaim sebagai rumah termahal di Indonesia yang pernah ditawarkan di pasar primer (primary market).

Baca juga: Penampakan Rumah Termahal Se-Indonesia, Harganya Setara Lamborghini Sesto

Meski harganya selangit, menurut Head of Sales and Marketing Nava Park Wanto Ngali, rumah-rumah Klaster Lyndon mengalami kelebihan pemesanan.

Meski harganya selangit, menurut Head of Sales and Marketing Nava Park Wanto Ngali, rumah-rumah Klaster Lyndon mengalami kelebihan pemesanan.
Hilda B Alexander/Kompas.com Meski harganya selangit, menurut Head of Sales and Marketing Nava Park Wanto Ngali, rumah-rumah Klaster Lyndon mengalami kelebihan pemesanan.
"Dari Tahap I yang kami tawarkan sebanyak 122 unit, diminati sekitar 200 orang. Mereka membeli rumah untuk ditempati (end user) bukan investasi," ujar Wanto menjawab Kompas.com, Selasa (24/11/2020).

Hal ini dapat dilihat dari metode pembayaran yang sebagian besar atau 60 persen dilakukan dengan skema tunai bertahap. Sedangkan pembeli yang memanfaatkan fasilitas KPR sekitar 40 persen.

Ini artinya, pasar kelas atas yang sebelumnya melakukan aksi lihat dan tunggu (wait and see), mulai membelanjakan uangnya.

"Mereka menunggu momen yang tepat. Ketika ada produk yang tepat dan sesuai keinginan, kalangan kelas atas ini serta merta tertarik dan tak ragu belanja properti," tutur Wanto.

Klaster Lynden menempati area seluas 10 hektar. Sebanyak 2,5 hektar di antaranya dialokasikan untuk ruang terbuka hijau, danau buatan dan club house yang dibangun dengan nilai konstruksi Rp 200 miliar.
Hilda B Alexander/Kompas.com Klaster Lynden menempati area seluas 10 hektar. Sebanyak 2,5 hektar di antaranya dialokasikan untuk ruang terbuka hijau, danau buatan dan club house yang dibangun dengan nilai konstruksi Rp 200 miliar.
Wanto menuturkan, setiap unit dirancang dengan jumlah tiga lantai serta dilengkapi lima kamar tidur dan fasilitas lift berkapasitas hingga enam orang.

Selain itu, terdapat kitchen cabinet di dapur basah dan kering, dan pengatur suhu udara.

Project Director Nava Park Charles Siahaan menambahkan, smart home system juga menjadi fitur unggulan, yang terintegrasi dengan panel building automation system

"Smart home system ini adalah sebuah kendali otomatis yang terpusat. Mencakup kelistrikan yakni penerangan, kontrol akses, ventilasi, AC, curtain wall, dan lain-lain,"  terang Charles.

Klaster Lyndon menempati area seluas 10 hektar di dalam kawasan Nava Park dengan total pengembangan seluas 68 hektar.

Seluas 2,5 hektar di antaranya dialokasikan untuk ruang terbuka hijau, danau buatan dan club house yang dibangun dengan nilai konstruksi Rp 200 miliar.

Nah, rumah termahal Tipe 19 tersebut di atas menempati area hadap danau dan club house. Jadi, tak mengherankan jika harganya paling tinggi di antara tipe lainnya.

Klaster Lynden Tahap I ini akan dibangun tahun 2021 dan ditargetkan tuntas pada Desember 2023. 

Wanto menargetkan Tahap I ini akan meraup penjualan sekitar Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com