Fausto menerbitkan model jembatan itu dalam bukunya bernama Machinai Novae pada tahun 1595.
Dia menggambar dua model jembatan, yaitu cable stayed brigde dan suspension bridge atau jembatan gantung.
Desain cable stayed brigde digambarkan dengan sebuah gelagar kabel dari baja yang menghubungkan dasar jembatan dengan menara jembatan.
Sementara suspension bridge dibuat dengan pola gelagar kabel jembatan yang terhubung lurus secara vertikal antar-menara.
Penting diketahui, jembatan cable stayed yang dibangun pertama kali pada abad ke-19 ternyata pernah mengalami kegagalan.
Baca juga: Penampakan Terkini Jembatan Pulau Balang, Ikon Baru Pulau Kalimantan
Tak hanya itu, pada Januari 1818 Jembatan Dryburg Abbey di Skotlandia juga pernah ambruk. Jembatan tersebut bahkan runtuh setelah enam bulan dibuka dan digunakan untuk umum.
Sejarah ambruknya jembatan cable stayed makin panjang, setelah insiden pada 6 Desember 1824 tepatnya Jembatan Saale River Bridge di Jerman.
Sejumlah 300 orang pengendara berbaris sepanjang jembatan yang kemudian menyebakan salah satu kabel besi penyangga putus.
Putusnya salah satu gelagar kabel baja itu berdampak pada kabel lainnya dan seluruh bagian jembatan pun runtuh.
Dari kasus mengenaskan tersebut dilaporkan sebanyak 55 orang meninggal.
Profesor Teknik Pembangunan Univertitas Aarhus Christos T Georgakis mengatakan, setelah kasus runtuhnya jembatan Saale River Bridge, model jembatan tersebut lama tidak lagi digunakan di Jerman.
"Setelah 55 orang meninggal dalam kejadian itu, desain model jembatan kabel pancang sudah tidak pernah terlihat lagi di Jerman," kata dia.
Meski demikian, toh jembatan model ini terus dibangun dan sejumlah negara berlomba membangun cable stayed bridge terpanjang.
China adalah negara yang paling banyak membangun jembatan kabel pancang selama kurun dua dekade terakhir 2000-2020 dengan 44 jembatan.
Dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) Iswandi Imran mengatakan progres pembangunan jembatan kabel pancang semakin mutakhir.