JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahono-FX Soepardjo telah mengikuti debat publik perdana Pilkada Solo yang digelar pada Jumat (6/11/2020).
Keduanya memaparkan program-program dalam mengatasi masalah perkotaan Solo, termasuk kemacetan lalu lintas dan pencemaran udara.
Untuk mengatasi kemacetan, Gibran menawarkan solusi pengelolaan kemacetan dengan membangun elevated rail (rel layang) dan flyover di beberapa lokasi yang kerap menjadi simpul kemacetan seperti di Kottabarat.
Sementara untuk menekan pencemaran udara, Gibran akan mendorong warga Solo memaksimalkan menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi.
Termasuk mengadakan program bike sharing atau penyediaan fasilitas sepeda gratis seperti yang telah dilakukan di Provinsi DKI Jakarta.
Menanggapi hal itu, Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan solusi yang ditawarkan Gibran untuk masalah kemacetan dan pencemaran udara justru saling bertentangan.
Baca juga: Berkat Menaikkan Pajak Kendaraan Pribadi dan Tarif Parkir, Jakarta Raih STA
Bahkan dia menilai Gibran tak paham substansi masalahnya.
"Dua hal di atas bertentangan, bisa jadi dia belum paham subtansinya," kata Djoko kepada Kompas.com, Minggu (08/11/2020).
Djoko menjelaskan permasalahan utama di Kota Solo memang kemacetan, tetapi flyover bukanlah menjadi solusi utama.
Menurutnya flyover mungkin bisa mengurangi kemacetan, tetapi tentu saja malah tidak menekan pencemaran udara karena akan menarik semakin banyak warga yang menggunakan kendaraan pribadi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan