Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inovasi, Kunci Jasa Marga Ciptakan Jalan Tol yang Aman Dilintasi

Tingginya angka fatalitas kecelakaan ini tentu saja merugikan. Tidak saja bagi keluarga korban meninggal dunia, melainkan secara ekonomi, Indonesia menderita kerugian akibat kecelakaan lalu lintas dengan nilai serentang Rp 448 triliun hingga Rp 470 triliun.

Jika dipersentase, kerugian ini sekitar 2,9 persen hingga 3,1 persen terhadap Product Domestic Brutto (PDB) Nasional.

PAU Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Petrus Sumarsono mengungkapkan, Jalan Nasional menyumbangkan rasio kecelakaan per kilometer tertinggi dengan angka 0,62 hingga 6 Desember 2022.

Dari total Jalan Nasional tersebut, Jalan Tol berkontribusi terhadap rasio kecelakaan per kilometer tertinggi dengan angka serentang 0,53 hingga 0,70.

Menurut Petrus, pelanggaran kecepatan merupakan penyebab kecelakaan tertinggi di Jalan Tol.

"Sedangkan, kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL) menjadi penyebab 349 kecelakaan dalam lima tahun terakhir," cetus Petrus, seperti dikutip Kompas.com, dari paparan Target dan Program Sistem Berkeselamatan di Indonesia Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 Tahun 2022 tentang RUNK LLAJ, Minggu (12/3/2023).

Hal inilah yang mencuatkan pertanyaan kritis, amankah jalan-jalan tol di Indonesia yang saat ini konsesi, konstruksi, dan operasinya didominasi oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk?

Mengacu pada laman resminya, BUJT pelat merah ini mengantongi konsesi tol sepanjang 1.809 kilometer hingga Juni 2022.

Sepanjang 1.260 kilometer di antaranya merupakan tol operasi, 43 kilometer dalam tahap konstruksi, dan 506 kilometer dalam tahap pembebasan lahan dan persiapan.

Jalan berkeselamatan adalah sebuah rencana global untuk Dekade Aksi Keselamatan Jalan atau The Global Plan for the Decade of Action for Road Safety, menjadikan peningkatan keselamatan infrastruktur jalan sebagai prioritas pembangunan.

Perawatan jalan, terutama di jalan tol sangat penting untuk menciptakan jalan berkeselamatan yang aman, dan kondusif bagi penggunanya.

Bahkan, International Road Assesment Programme (iRAP), lembaga internasional bergengsi nirlaba berpendapat bahwa perawatan keamanan infrastruktur jalan seperti sebuah vaksin; bila diterapkan secara konsisten mereka dapat memberantas fatalitas kematian dan cedera.

Selain itu juga memastikan bahwa sebagian besar perjalanan dengan melintasi jalan tol yang telah mendapatkan penilaian jalan berkeselamatan alias mendapatkan rating bintang (star rating) 3 atau lebih, akan menyelamatkan nyawa dalam skala lebih penting.

Metodologi dan perangkat yang disusun iRAP telah digunakan untuk menilai keamanan lebih dari satu juta kilometer jalan di lebih dari 100 negara.

Metodologi dan perangkat ini telah mendorong tercapainya sekitar 100 persen investasi jalan lebih aman dan membantu mencegah sekitar 400.000 fatalitas kematian dan cedera serius.

Berdasarkan penelitian berbasis bukti dan lebih dari 30 atribut jalan yang dikumpulkan di setiap 100 meter jalan, pemeringkatan jalan berating bintang memberikan ukuran obyektif tentang kemungkinan terjadinya kecelakaan dan tingkat keparahannya.

Rating Bintang 1 adalah yang paling tidak aman dan bintang 5 merupakan yang paling aman.

Pencapaian ini diperoleh setelah Perseroan bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan penilaian jalan tol.

Melalui anak usahanya, PT Jasamarga Tollroad Maintenance melakukan survei di dua lokasi yakni, Tol Jagorawi dan Tol Cipularang.

Secara rata-rata, baik Tol Jagorawi dan Cipularang mencapai target peringkat keselamatan bintang 3 atau "lebih baik" bagi pengguna.

Tol Jagorawi sendiri meraup peringkat bintang 4 berdasarkan tingkat keselamatan dan bintang 5 pada kriteria total panjang.

Sementara Tol Cipularang meraih bintang 4, baik berdasarkan tingkat keselamatan maupun total panjang jalan bebas hambatan.

Inovasi dan Investasi Safety Road

Sertifikasi jalan berkeselamatan bintang 3 ini ternyata berdampak positif terhadap menurunnya angka kecelakaan lalu lintas di dua jalan tol tersebut.

Menurut Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Head Widiyatmiko Nursejati, secara kumulatif total angka kecelakaan di dua jalan tol dengan angka lalu lintas harian rata-rata (LHR) tinggi tersebut menurun menjadi 40 kasus hingga Desember 2022.

"Sementara pada periode yang sama tahun 2021 lalu sekitar 60 kecelakaan," ujar Miko, sapaan akrab Widiyatmiko.

Adapun sepanjang tahun 2022, penyebab kecelakaan di jalan tol kelolaan Jasa Marga bukan karena buruknya atau tidak terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) melainkan faktor kelalaian pengemudi.

Bahkan, Djoko menyampaikan, 85 persen kecelakaan di jalan tol Perseroan selama tahun 2022 disebabkan faktor pengemudi, baik karena kurang antisipasi, mengantuk, lelah, hingga tidak tertib.

"Lihat saja kecelakaan yang menewaskan mantan Wakil Menteri PUPR Hermanto Dardak pada Sabtu (20/8/2022) lalu. Itu disebabkan pengemudi yang diduga mengantuk sehingga kehilangan konsentrasi dan menabrak bagian belakang Truk Hino yang sedang melaju di depannya," tutur Djoko.

Dia menambahkan, memang locus kecelakaan berada di Km 341+400 B Tol Pemalang-Batang kelolaan PT Waskita Tollroad, namun tol ini terkoneksi dengan Tol Semarang-Batang yang merupakan kelolaan Jasa Marga.

Nah, menurut Djoko yang mengutip keterangan Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Batang AKP Dhayita Daneswari, pengemudi mengantuk karena lelah setelah menempuh perjalanan Tol Semarang-Batang sepanjang 74,90 kilometer tanpa henti.

"Sementara panjang Tol Pemalang-Batang membentang 39 kilometer dengan pengemudi melajukan kendaraannya berkecepatan 100 kilometer per jam," cetus Djoko.

Menyadari fenomena rendahnya kesadaran pengemudi pengguna tol, Perseroan pun secara berkala menggelar program safety riding (keamanan berkendara) bertajuk Road Safety Rangers.

Terbaru adalah program safety riding yang digelar pada Minggu (12/2/2023).

Djoko beranggapan, Jasa Marga merupakan pelopor terciptanya jalan tol berkeselamatan. Perseroan berupaya melakukan sejumlah perbaikan, sosialisasi, evaluasi, dan terus berinovasi.

"Tak sekadar menciptakan singing road di Tol Ngawi-Kertosono supaya menyadarkan pengemudi dari rasa ngantuk, namun juga upaya-upaya lainnya yang sudah dilakukan untuk mendukung sisi keselamatan," imbuh Djoko.

Salah satunya adalah dengan mengoperasikan kendaraan hawk eye. Kendaraan ini dilengkapi kamera digital, sistem akuisisi data, GPS dan DGPS, GIPSI Trac Geometry, automatic crack detection, rotor pulser, side projection laser, dan front laser.

Kendaraan ini berfungsi mengintegrasikan beberapa peralatan sensor untuk mendapatkan data karakteristik komponen jalan dan mengumpulkannya sekaligus dalam tingkatan jaringan.

Kemudian mendapatkan nilai kondisi jalan sehingga bisa menentukan penanganan perbaikan jalan berdasarkan nilai Surface Distress Index (SDI).

Fungsi lainnya adalah analisa keselamatan jalan seperti yang direkomendasikan International Road Assessment Programme (iRAP) Star Rating.

Selain itu, kendaraan ini juga bisa mengeluarkan data retak dan lubang jalan sehingga tidak lagi membutuhkan analisa manual.

Dengan berbagai upaya tersebut, Miko berani mengeklaim bahwa Tol Jagorawi, Tol Cipularang, dan tol-tol Jasa Marga lainnya sangat aman dilintasi.

"Pada akhirnya memang, jalan tol berkeselamatan, bukan hanya pada pemegang konsesi, melainkan upaya-upaya panjang semua pihak, baik badan usaha jalan tol (BUJT), Kepolisian selaku penegak aturan, Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab pada angkutan, serta pengemudi sebagai user," tuntas Djoko.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/03/12/200719921/inovasi-kunci-jasa-marga-ciptakan-jalan-tol-yang-aman-dilintasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke