Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah di Balik Penamaan Jalan Tol Layang MBZ

MBZ dipilih menjadi presiden UEA sehari setelah kematian Syekh Khalifa yang sebelumnya menduduki posisi itu.

Menurut Kantor Berita WAM yang dikutip AFP, Pangeran MBZ dipilih oleh Dewan Tertinggi Federal setelah bertahun-tahun bertindak di belakang layar saat saudara tirinya itu absen karena kesehatan buruk.

Sejatinya, nama Pangeran MBZ bukanlah sesuatu yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

Karena, MBZ telah diabadikan sebagai pengganti nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) atau juga dikenal Tol Japek II Elevated, Senin (12/4/2021) silam.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Izin Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor BM.07.02-Mn/635, tertanggal 8 April 2021.

Upacara peresmian ini dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Duta Besar RI untuk UEA Hasan Bagis, serta Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia Abdullah Salem Obeid Al Dhaheri.

“Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sudah berlangsung selama lebih dari 45 tahun, tepatnya sejak Tahun 1976,” jelas Pratikno.

Menurut Pratikno, hubungan bilateral kedua negara ini semakin lama kian akrab, baik di bidang sosial, kebudayaan, maupun ekonomi.

Misalnya, di bidang ekonomi, UEA menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, baik dalam pembangunan infrastruktur maupun Indonesia Investment Authority (INA).

“Jadi, (INA) merupakan lembaga Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang dibentuk beberapa waktu lalu,” tambah dia.

Adapun Tol Layang MBZ dirancang sepanjang 36,4 kilometer dan dianggap sebagai salah satu solusi kemacetan yang sering terjadi di ruas vital tersebut.

Jalan bebas hambatan berbayar ini merupakan jalan tol layang terpanjang dan menjadi jalan tol bertingkat atau double decker motorway pertama di Indonesia karena dibangun di atas Tol Japek.

Pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk dengan skema kerja sama operasi (KSO).

Sedangkan soal pengusahaannya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang merupakan anak usaha dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan nilai investasi Rp 16,2 triliun.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/05/17/153000521/kisah-di-balik-penamaan-jalan-tol-layang-mbz

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke