Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Djaya Sukarno mengatakan hal ini dikutip dari laman Kementerian PUPR, Senin (11/10/2021).
"Bendungan ini akan mengairi lahan persawahan DI Baro Raya seluas 11.950 hektar, khususnya di Kecamatan Keumala dan Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie," jelasnya.
Air dari Bendungan Rukoh disuplai dari bendung pengarah Sungai Kreung Inong yang memiliki luas area genangan mencapai 716,10 hektar dan disiapkan untuk menampung air hingga 128,66 juta meter kubik.
Bendungan yang telah dibangun sejak akhir tahun 2018 dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 1,5 triliun.
Konstruksi Bendungan Rukoh dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor PT Nindya Karya (Persero) untuk paket 1.
Sedangkan paket 2 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Andesmont Sakti dengan skema kerja sama operasi (KSO).
Hingga kini, progres pembangunan infrastruktur sumber daya air (SDA) ini telah mencapai 28 persen.
Selain sebagai sumber irigasi, bendungan tipe zonal dengan inti tanah kedap air tersebut diharapkan memenuhi kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 meter kubik per detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titue dan kecamatan lainnya di Kabupaten Pidie.
Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 megawatt (MW), serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan, dan sebagai destinasi wisata.
Sebelumnya, Kementerian PUPR juga telah diselesaikan pembangunan Bendungan Rajui di Kabupaten Pidie berkapasitas tampung 2,67 juta meter kubik untuk mengairi area persawahan seluas 3.000 hektar pada tahun 2016.
Pembangunan bendungan pun juga diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya agar demikian dapat dimanfaatkan agar airnya dapat mengalir ke persawahan milik petani.
https://www.kompas.com/properti/read/2021/10/11/130000821/selesai-2023-bendungan-rukoh-airi-sawah-di-baro-raya-11.950-hektar