Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Sistem Transaksi MLFF, ATI Ingatkan Keamanan Data Pengguna Tol

Sekjen ATI Krist Ade Sudiyono mengatakan, rencana penerapan MLFF memang sudah tepat dan sesuai zaman modern. Maka dari itu, penyelenggara harus memastikan kematangan dan kualitasnya.

"Tidak mungkin kita kembali ke zaman prasejarah melakukan transaksi tol dengan cash. Kita sudah melangkah maju kemarin dengan uang elektronik dan besok mengarah kepada berbasis tanpa henti dan nirsentuh," katanya dalam diskusi virtual tentang Reformasi Sistem Transaksi Tol, Rabu (08/09/2021).

Menurut Krist, rencana penerapan sistem pembayaran tol berbasis MLFF ini menyangkut kepentingan investasi industri jalan tol yang hingga saat ini menyentuh Rp 730 triliun. Bahkan diprediksi lebih berkembang menjadi Rp 1.000 triliun.

ATI ingin selalu berdiskusi untuk merencanakan inovasi digital ini dengan baik, cermat, dan matang.

Jika sebaliknya ada permasalahan, jangan sampai kembali ke masa lalu alias sistem pembayaran konvensional.

"Jadi keputusan kita saat ini adalah keputusan bersejarah yang menjadi titik balik ke arah modernisasi pengelolaan bisnis jalan tol yang baik," ujar Krist.

Selain itu, dia juga mengingatkan tentang aspek sistem dan teknikal. Harapannya, yang terpasang sebagai bagian pelayanan jalan tol Indonesia memiliki kehandalan. Meliputi reliability, availability, maintainability, serta safety.

"Termasuk aspek keamanan data atau security. Karena akan ada 7 juta pelanggan jalan tol datanya masuk. Be careful about security, jangan sampai seperti yang (terjadi) saat ini nomor induk kependudukan," tuturnya.

Krist menyampaikan, sistem dan prosedur teknikal harus sudah teruji untuk memastikan collectability 100 persen.

Uji coba sistem yang terintegrasi juga direkomendasikan sebelum pengembangan di lapangan nantinya.

Kemudian, komersialisasi sistem MLFF pada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga masih perlu diskusi dan penyelesaian lebih lanjut secara paralel dengan aspek teknikal.

Di sisi lain, dia juga mengatakan pentingnya sosialisasi tentang rencana penerapa sistem MLFF.

Sebab, hal ini bukan hanya tentang ketersediaan peralatan dan infrastruktur, melainkan partisipasi aktif masyarakat.

Mengingat pada tahap awal pengguna jalan tol harus melakukan deklarasi pendataan hingga hal-hal terkait lainnya.

Dengan begitu, sosialisasi yang tepat bisa memberikan kenyamanan saat mengaksesnya nanti.

"Jadi kita bukan cuma menyediakan aplikasi di portal-portal tertentu, tetapi justru mengedukasi publik," tuturnya.

Terlepas dari semua itu, ATI mengapresiasi inovasi digital pada pelayanan jalan tol. Pihaknya juga siap berkontribusi aktif dalam proses penyelesaiannya.

"Kami akan terus melakukan ikhtiar supaya bangsa ini menjadi semakin berkembang ke depan bukan ke belakang," tambahnya.

Dalam diskusi ini, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan bahwa target implementasi sistem pembayaran tol MLFF dilakukan secara bertahap.

Mulai uji coba tahun depan dengan skema 50 persen dan penerapan 100 persen pada 2023. Pada kendaraan pribadi khususnya mobil.

Perlu diketahui, Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF yakni Roatex Indonesia Toll System (RITS) dengan nilai investasi sebesar Rp 4,4 triliun untuk masa konsesi 10 tahun.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/08/190000921/soal-sistem-transaksi-mlff-ati-ingatkan-keamanan-data-pengguna-tol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke