Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Investor Singapura Akan Bangun Data Center Rp 2,1 Triliun di Cibitung

Pengembangan data center bernama Jakarta Cibitung 2 (JC2) tersebut diperkirakan menelan investasi hingga Rp 2,1 triliun.

Dibangunnya data center ini merupakan upaya perusahaan untuk memperluas jangkauannya, meningkatkan jumlah infrastruktur data center, sekaligus melayani kebutuhan para pelanggan di Indonesia.

Sebelumnya, PDG telah membuka 19 pusat data yang tersebar di lima negara.

Terakhir, PDG baru saja membuka kampus pusat data 100 Megawatt di Jepang dengan total investasi mencapai 1 miliar dolar AS atau setara Rp 14,4 triliun.

Untuk pusat data JC2, menurut situs resmi Princetondg, akan dibangun di Kawasan Cibitung dengan kapasitas 22 Megawatt, di atas area seluas 19.550 meter persegi.

Keberadaan JC2 ini melengkapi JC1 yang sudah dibangun sebelumnya di lokasi yang sama.

Dengan adanya penambahan JC2, maka pusat data Jakarta Cibitung memiliki kapasitas total 35 Megawatt.

"Jadi data center ini siap melayani perusahaan cloud global, perusahaan jaringan internet domestik, dan perusahaan yang mengandalkan teknologi lainnya," Chairman and CEO PDG Rangu Salgame seperti dikutip dari Princetondg.com, Kamis (26/8/2021).

Menurut Rangu, Indonesia merupakan rumah bagi beberapa perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.

Terlebih wilayah seperti Jabodetabek dinilainya telah mengalami peningkatan adopsi layanan berbasis cloud yang dilakukan oleh konsumen, pebisnis dan juga pemerintah.

“Kawasan Asia Pasifik akan menjadi pasar pusat data terbesar di dunia, dan pengumuman ini menggarisbawahi visi kami untuk menjadi pemimpin pasar di wilayah ini,” kata Rangu.

Selama empat terakhir PDG membangun portofolio dengan tiga strategi yang dilakukan yaitu akuisisi bisnis, pengambilalihan dan peningkatan serta pembangunan pusat data.

Dia menyebut beberapa pasar utama PDG yaitu China, Singapura, Indonesia, India dan Jepang.

Pertumbuhan PDG di Indonesia menunjukkan kemampuan perusahaan yang berkelanjutan untuk berkembang pesat di pasar yang sangat penting.

“Jakarta adalah pasar yang menarik, Cibitung menjadi cloud cluster unggulan di kawasan ini. Dengan perluasan pusat data, PDG telah menjadi pemain penting di pasar Indonesia," ucap Rangu.

Data Center, Makin Meledak

Ketua Apindo Bidang Properti dan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar menegaskan, data center ini merupakan "New Normal" yang akan makin meledak pasca-pandemi Covid-19. Hal ini terjadi seiring digitalisasi di segala bidang.

Jika beberapa tahun silam, transformasi terjadi di sektor transportasi, bisnis makanan, dan perdagangan dengan konsep daring, kini saatnya pelaku bisnis properti membaca "New Normal" ini sebagai peluang menjanjikan.

"Pembangunan gedung-gedung dan bangunan-bangunan seperti perkantoran, pergudangan, dan ruang-ruang logistik harus suitable dengan kebutuhan pasar seiring 'New Normal' ini," ujar Sanny yang juga menjabat Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI).

Menurut Sanny, kebutuhan data center di kawasan-kawasan industri Indonesia terus meningkat. Terbukti dari beberapa transaksi terakhir, kebanyakan berhubungan dengan data center baik untuk kebutuhan logistik, otomotif, maupun manufaktur.

Hal ini karena pasar domestik Indonesia memiliki peluang dan potensi sangat besar. Masyarakat Indonesia cepat menyesuaikan diri dengan perubahan.

Melek teknologi, selalu ingin di depan dalam perubahan, serta rajin berselancar melalui internet, adalah gambaran masyarakat Indonesia terkini.

Tak mengherankan jika raksasa e-commerce asal Amerika Serikat, Amazon, membenamkan dananya di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung mereka berinvestasi senilai Rp 35 triliun untuk mengembangkan Amazon Web Services (AWS) di tiga kawasan industri (KI) sekaligus.

Ketiga KI ini adalah Greenland International Industrial Center (GIIC) Kota Deltamas, Karawang International Industrial City (KIIC), dan Suryacipta Industrial City.

"Padahal, ketiga kawasan ini berdekatan. Namun, inilah fenomena dan akan menjadi tren di masa yang akan datang. Data center, adalah kebutuhan pasar masa depan," tuntas Sanny.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/08/26/210000721/investor-singapura-akan-bangun-data-center-rp-21-triliun-di-cibitung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke