Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menghitung Peluang di Sekitar Tol Sentul Selatan-Karawang dan Patimban

Proyek jalan bebas hambatan berbayar ini diprakarsai oleh PT Pama Persada Nusantara.

Selain itu, Pemerintah juga membangun proyek Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,7 kilometer dengan pemrakarsa PT Jasa Marga (Persero) Tbk-PT Surya Semesta Internusa Tbk-PT Daya Mulia Turangga-PT Jasa Sarana.

Kehadiran dua proyek infrastruktur yang pelelangannya digelar pada Kuartal I-2021 tersebut diharapkan dapat menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi.

Selain itu, keberadaannya diharapkan mampu mempermudah akses ke kawasan wisata, kawasan industri, dan kawasan produktif lainnya.

Lantas bagaimana prospek properti jika kedua proyek tersebut rampung dikerjakan?

Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan, rampungnya pekerjaan kedua proyek jalan tersebut akan menambah daya tarik investor dan harga lahan di kedua wilayah tersebut akan naik.

Salah satu jenis properti yang akan diperkirakan hadir di sepanjang proyek Jalan Tol Akses Patimban adalah pergudangan, sedangkan perumahan menjadi sektor properti penunjang kawasan tersebut.

"Tapi yang utama kalau di kawasan industri itu pergudangan," ujar Anton kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Tol Sentul Selatan-Karawang yang masih menempel dengan Jakarta kemungkinan didominasi dengan perumahan.

Sebaliknya, hunian vertikal kemungkinan tidak dapat dibangun di kawasan Tol Akses Patimban. Sebab, letaknya jauh dari pusat kota.

Sejauh ini, pengembang yang berencana membangun proyek besar skala kota adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Perusahaan ini baru saja merilis Subang Smartpolitan dengan luas total area 2.700 hektar.

Namun demikian, Anton mengingatkan, jika proyek jalan tol tersebut sudah rampung pun, pengembang harus memperhatikan terlebih dahulu tingkat keramaian akses kedua jalan bebas hambatan tersebut dalam beberapa bulan sampai satu tahun.

Khusus Tol Sentul Selatan-Karawang, jika banyak pengguna jalan tol yang melewatinya, tak menutup kemungkinan pengembang akan membangun hunian.

Untuk kisaran harga lahan industri dan hunian yang tepat, Anton pun belum bisa memperkirakan berapa rentang harga yang cocok.

"Saya pikir itu masih jauh sekali. Kita tidak bisa memperkirakan berapa harganya karena belum terlihat," tegas Anton.

"Keduanya akan terhubung langsung dengan Pelabuhan Internasional Patimban. Jadi, untuk pabrik-pabrik di Selatan seperti Bogor, dan Sukabumi akan memiliki akses ke pelabuhan Patimban," ujar Rivan.

Senada dengan Anton, Rivan pun belum bisa memastikan harga hunian dan lahan yang ideal di sekitar dua jalan bebas hambatan berbayar tersebut.

"Wah belum tahu karena sekarang kan belum terhubung sama sekali," tutur Rivan.

Namun yang pasti, lahan industri di sekitar Karawang, Purawakarta dan Subang saat ini sudah menyentuh angka lebih dari Rp 2 juta per meter persegi.

Mengutip laporan Leads Property Indonesia, lahan industri di Karawang dan Purwakarta dibanderol seharga Rp 2,367 jutaan per meter persegi.

Sementara lahan industri di Bekasi sebesar Rp 2,825 juta per meter persegi, serta Bogor seharga Rp 2,5 juta per meter persegi.

Hal ini menyusul aktivitas pengembangan hunian yang dilakukan oleh pengembang seperti PT Summarecon Agung Tbk dan PT Agung Podomoro Land Tbk. 

Selain itu, jangan lupa juga ada Djarum Group dengan perumahan dan komersial yang sudah eksisting yakni Perumahan Resinda 200 hektar dan pusat belanja dan hotel bintang empat. 

PT Agung Podomoro Land Tbk hadir di Karawang dengan proyek Grand Taruma Residences seluas 48 hektar. Perumahan tersebut dibanderol mulai dari Rp 850 juta.

Sementara PT Summarecon Agung Tbk masuk Karawang dengan proyek Summarecon Emerald Karawang seluas 38 hektar dan dibanderol mulai dari Rp 450 juta.

Sedangkan di sepanjang kawasan Sentul Selatan sudah terdapat hunian eksisting Sentul City beserta ekosistem perkotaannya seperti mal, hotel, pusat konvensi, hipermart, dan lain-lain.

Selain itu, terdapat juga sejumlah proyek apartemen baik yang sudah masuk pasar untuk siap dihuni maupun masih dalam konstruksi seperti Olympic City, dan LRT City Royal Sentul Park.

"Infrastruktur konektivitas memicu perkembangan properti secara signifikan. Dan itu akan mengangkat pamor kawasan-kawasan yang dilintasinya. Ini berarti peluang besar untuk para pengembang," tuntas Hendra.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/02/23/133522421/menghitung-peluang-di-sekitar-tol-sentul-selatan-karawang-dan-patimban

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke