Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 09/04/2021, 17:34 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, ada peristiwa penting yang terjadi sehari sebelumnya di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, perwira Angkatan Laut Jepang yang tinggal di Jalan Meiji Dori Nomor 1 yang sekarang menjadi Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.

Peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda adalah perumusan naskah Proklamasi.

Baca juga: Penjelajahan Samudra oleh Portugis: Latar Belakang dan Kronologi

Perumusan

Proklamasi kemerdekaan pada Agustus 1945 terjadi karena adanya desakan dari golongan muda. Mereka sampai menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok agar tidak dipengaruhi Jepang.

Setelah Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dari Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, mereka diminta untuk bertemu dengan Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang di kediamannya. 

Nishimura menjelaskan kepada Soekarno dan Hatta bahwa ia tidak bisa lagi membantu Indonesia lantaran Jepang harus mempertahankan status quo mereka. 

Sebelumnya, Jepang memang sudah menjanjikan kemerdekaan atas Indonesia. 

Sepulang dari rumah Nishimura, Soekarno dan Hatta bergegas menuju ke rumah Laksamana Maeda. 

Seluruh anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Miyoshi, dan Maeda sudah berada di rumah tersebut. Sementara di luar para pemuda sudah menunggu-nunggu hasil dari perundingan mereka. 

Setelah bercengkrama sebentar, Soekarno, Hatta, Sayuti Melik, Subardjo, dan Sukarni pergi ke sebuah kamar kecil. 

Di kamar itu mereka duduk melingkar di meja bulat untuk membuat teks ringkas terkait Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 

Sebenarnya naskah proklamasi sudah pernah dibuat pada 22 Juni 1945, namun mereka semua tidak ada yang membawanya. 

Kemudian Soekarno pun menunjuk Hatta untuk menyusun teks ringkas naskah proklamasi, karena menurut Soekarno bahasa dari Hatta adalah yang terbaik. 

Hatta kemudian meminta untuk Soekarno yang menuliskan naskahnya sedangkan Hatta yang akan mendiktekan isinya. 

Baca juga: Perumusan Naskah Proklamasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com