Parapuan.co – Kawan Puan, apakah kamu pernah atau bahkan sering memaksa tubuh untuk terus berolahraga?
Seperti diketahui, latihan fisik dengan melakukan berbagai macam olahraga memang bagus untuk tubuh.
Bahkan dalam jangka panjang, rutin berolahraga bisa membantu kita untuk mempertahankan kondisi kesehatan, termasuk menjaga berat badan.
Namun jika sudah berlebihan bahkan sampai memaksa tubuh untuk terus berolahraga, dampak buruklah yang akan didapatkan tubuh.
Fenomena keinginan untuk terus berolahraga tanpa istirahat ini sering disebut dengan sindrom overtraining.
Selain berdampak pada fisik, sindrom overtraining ini bisa berdampak pada kondisi mental kita lo, seperti terjadi penurunan suasana hati.
Bahkan sindrom overtraining dapat meningkatkan gejala kecemasan dan depresi.
Agar tidak terjebak dalam sindrom tersebut, ada baiknya Kawan Puan mengetahui berbagai tanda-tandanya.
Seperti yang dikutip dari Very Well Fit, berikut ini sederet gejala tubuh ketika mengalami sindrom overtraining, apa saja?
Baca Juga: Bella Hadid Alami Kelelahan Mental, Ini Tandanya yang Perlu Dipahami
1. Nafsu makan berkurang atau berat badan turun.
2. Merasa tertekan, cemas, murung, atau mudah tersinggung.
3. Peningkatan insiden cedera atau sakit kepala.
4. Insomnia (kesulitan tidur atau sulit tidur nyenyak yang berkelanjutan).
5. Denyut jantung atau irama jantung tidak teratur.
6. Kurang energi, merasa lelah, lelah, atau terkuras.
7. Hilangnya antusiasme terhadap olahraga, atau berkurangnya daya saing.
8. Kekebalan yang lebih rendah (peningkatan jumlah pilek, dan sakit tenggorokan).
9. Otot ringan atau nyeri sendi, sakit umum dan nyeri.
10. Mengurangi kapasitas, intensitas, atau kinerja pelatihan.
11. Masalah reproduksi.
12. Sulit berkonsentrasi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Bisa Mengganggu Fungsi Otak, Kenali Penyebab dan Gejala Rendahnya Kadar Dopamin
Mencegah overtraining
Kawan Puan, sebenarnya agak sulit untuk memprediksi apakah seseorang yang rutin berolahraga itu berisiko mengalami overtraining.
Hal ini dikarenakan setiap orang merespons secara berbeda terhadap berbagai rutinitas pelatihan.
Namun, penting bagi semua orang untuk melakukan variasi dalam latihan dan menjadwalkan waktu istirahat yang cukup.
Berikut beberapa cara mencegah sindrom overtraining yang bisa kamu coba!
1. Memperhatikan suasana hati
Penurunan perasaan positif untuk olahraga dan peningkatan perasaan negatif, seperti depresi, kemarahan, dan kelelahan sering muncul setelah beberapa hari overtraining intensif.
Begitu kamu mulai menyadari perasaan ini, luangkan waktu untuk beristirahat, ya.
2. Mencatat latihan
Catatan pelatihan yang menyertakan tentang perasaanmu setiap hari dapat membantu melihat tren penurunan dan peningkatan antusiasme.
Sangat penting untuk mendengarkan tubuh kamu yang memberi sinyal dan beristirahat ketika kamu merasa sangat lelah.
Baca Juga: Hindari Kelelahan hingga Depresi Saat WFH, Terapkan 7 Tips Berikut
3. Memantau detak jantung
Langkah berikutnya untuk mencegah sindrom overtraining adalah dengan memantau detak jantung.
Jika detak jantung meningkat saat istirahat atau pada intensitas tertentu, mungkin kamu berisiko mengalami sindrom overtraining, terutama jika salah satu gejala di atas mulai berkembang.
Kawan Puan, itulah penjelasan singkat mengenai sindrom overtraining dan cara mencegahnya.
Selain mengetahui tanda-tanda tersebut, ada baiknya Kawan Puan berolahraga secukupnya agar tubuh dan mental tetap fit. (*)