Parapuan.co - Kawan Puan pernah merasakan kebingungan pada tubuh sendiri usai terinfeksi Covid-19?
Sudah menjalani isolasi selama 14 hingga 21 hari, bahkan sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 tetapi masih mengalami gejala yang tak kunjung hilang.
Hal ini mungkin juga membuat Kawan Puan kebingungan akan kondisi yang sebenarnya terjadi. Maksudnya, apakah Kawan Puan terkena long covid, reinfeksi, atau psikosomatis.
Perlu dicatat baik-baik bahwa long covid, reinfeksi, dan psikosomatis merupakan tiga kondisi yang berbeda. Lalu, apa perbedaan ketiganya?
Adi Purnomo selaku dokter umum dari RS Panti Waluyo, Surakarta, Jawa Tengah ikut berusara terkait hal ini.
Menurut dr. Adi, long covid merupakan suatu kondisi saat seseorang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 namun masih merasakan gejala yang membuat tubuh tidak nyaman.
Berdasarkan pemaparannya pada PARAPUAN pada Sabtu (31/07/2021), reinfeksi adalah kondisi orang yang pernah tekena Covid-19 dan sudah dinyakan sembuh tetapi dinyatakan terinfeksi lagi.
Gejala yang ditimbulkan saat reinfeksi biasanya sama seperti pertama kali terkena Covid-19.
"Jadi akan menjadi batuk yang berat, napas pendek memberat, kadar oksigen menurun, panas tubuh tinggi," ucap dr. Adi.
Baca Juga: Ingin Naikkan Tinggi Badan? Coba Rutin Lakukan 3 Olahraga Ini
Hal lain yang diungkap dr. Adi ialah penderita long covid biasanya tidak mengalami kenaikan panas tubuh.
"Kalau untuk gejala lainnya untuk pasien reinfeksi itu kembali ke gejala-gejala yang dia susah beraktivitas, tidak bisa melakukan aktivitas dengan baik, ingin istirahat seperti itu," paparnya.
Sementara itu, orang yang mengalami long covid juga mengalami ketidaknyamanan, hanya saja akan pulih setelah beristirahat.
Selain reinfeksi dan long covid , ada juga beberapa orang yang mengalami kondisi psikologis dan merasa terinfeksi Covid-19 yang disebut dengan psikosomatis.
Apa itu Psikosomatis?
Dokter Adi menjelaskan kalau psikosomatis merupakan keluhan psikologis. Orang yang mengalami psikosomatis merasa tubuh panas dan mual karena keluhan psikologis.
"Kalau untuk psikosomatis, merupakan faktor kecemasan yang ada di dalam orang, dan tentunya beda-beda ya. Mungkin beberapa di antara kita pun mengalami gejala psikosomatis," jelasnya.
Sebab setelah di tes, tubuh sebenarnya tidak mengalami kenaikan suhu.
"Nah kemudian untuk psikosomatis itu memang susah dibedakan dengan long Covid, terutama pada pasien yang sudah pernah kena Covid-19. Kalau psikosomatis kan bisa terkena untuk siapa pun, istilahnya orang ketakutan, cemas, terinfeksi atau tidak," paparnya.
Mudahnya, psikosomatis membuat Kawan Puan berpikir apakah jangan-jangan kita terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Ingin Cepat Pulih Pascamelahirkan? Jangan Konsumsi 4 Jenis Makanan Ini
Mengalami keluhan psikologi tentu tidak nyaman. Tidak mengherankan kalau dr. Adi mengungkap bahwa psikosomatis bisa diatasi.
"Untuk psikosomatis sendiri kita bisa melakukan tindakan seperti olahraga ringan,latihan main bola yang mungkin bisa dilakukan. Bisa lihat Youtube juga atau konsultasi dengan psikolog dan dokter psikiatris yang bisa menangani hal tersebut," sarannya.
Dalam hal ini, dr. Adi berpendapat bahwa kondisi psikosomatis setiap orang itu berbeda, sehingga terkadang dibutuhkan pemeriksaan.
Tak hanya itu saja, selaku seorang dokter yang merawat pasien Covid-19, dr. Adi juga membagikan tips agar tidak terkena reinfeksi yakni lakukan 5M.
5M ialah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan.
Sebisa mungkin, lakukan vaksin segera mungkin, Kawan Puan.
(*)
Baca Juga: Ada Cokelat, Ini 5 Makanan yang Memiliki Kandungan Antioksidan Tinggi