Parapuan.co - Kawan Puan, bertanggung jawab atas diri sendiri seperti dalam kehidupan seks itu merupakan tindakan yang sangat baik.
Misalnya saja memiliki satu pasangan untuk bersenggama atau menggunakan alat pengaman saat melakukan hubungan intim.
Dimana hal yang tampaknya sederhana tersebut bisa memiliki dampak yang besar untuk menjaga kesehatan seksualmu lo, Kawan Puan.
Pasalnya, seandainya di antara Kawan Puan ada yang memiliki lebih dari satu pasangan atau saat berhubungan intim tidak menggunakan pengaman, maka kamu lebih berisiko terserang infeksi menular seksual (IMS).
Contohnya saja klamidia.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Olahraga Murah Tanpa Harus Punya Alat Gym di Rumah
Apa itu klamidia?
Dilansir dari Healthline, klamidia adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama chlamydia trachomatis.
Seseorang yang terinfeksi klamidia di tahap awal kemungkinan tidak merasakan gejala apa pun.
Akan tetapi, klamidia ini akan menyebabkan masalah di kemudian hari dengan muncul berbagai gejala.
Seperti hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia), keputihan, sensasi terbakar saat buang air kecil, nyeri di perut bagian bawah, radang serviks, dan perdarahan.
Tak jarang juga infeksi klamidia ini menyebar ke saluran tuba sehingga menyebabkan penyakit radang panggul (PID).
Ada pula yang mengalami gangguan kesuburan.
Inilah mengapa klamidia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan komplikasi yang serius.
Oleh sebab itu, melakukan pemeriksaan rutin dan berbicara sejujurnya pada dokter tentang masalah yang ada pada tubuhmu bakal sangat membantu.
Baca Juga: Sering Merasakan Sakit Kepala Sebelah? Ini 5 Penyebab Umumnya
Penyebab klamidia
Infeksi bakteri chlamydia trachomatis ini diakibatkan oleh seks tanpa kondom.
Meskipun tak terjadi penetrasi, klamidia bisa saja menular.
Contohnya menyentuh alat kelamin bersama-sama dapat menularkan bakteri.
Bahkan bayi yang baru lahir juga bisa tertular klamidia dari ibunya.
Jadi untuk Kawan Puan yang sedang dalam masa kehamilan, hendaknya melakukan tes prenatal yang di dalamnya juga mencakup tes klamidia.
Tak hanya itu saja, klamidia juga dapat menular kepada orang yang sudah pernah mengalami infeksi ini, meski sudah berhasil diobati.
Klamidia tak hanya menginfeksi perempuan saja, laki-laki pun bisa tertular.
Akan tetapi, CDC melaporkan infeksi ini lebih banyak dialami oleh perempuan, terutama peremuan muda di kisaran umur 15 sampai 24 tahun.
Baca Juga: Takut Jarum Suntik Saat Akan Vaksinasi? Ini Cara yang Bisa Kamu Lakukan
Berkaca dari hal tersebut, CDC merekomendasikan bagi semua perempuan yang aktif secara seksual baik di usia 25 tahun atau lebih untuk melakukan skrining klamidia setiap tahun.
Begitu pun dengan perempuan dewasa yang memiliki banyak pasangan atau pasangan baru.
Sebab, infeksi menular seksual ini lebih mungkin terjadi pada orang yang pernah berhubungan seks lebih dari satu orang.
Maka dari itu, jika memang aktif secara seksual, alangkah baiknya kalau dilakukan dengan aman ya, supaya tubuhmu juga tidak mengalami gangguan. (*)