Parapuan.co - Google baru-baru ini meluncurkan program Google for Startups Accelerator, untuk mendorong perkembangan ekosistem startups di Indonesia.
Program akselerator daring ini digelar selama empat minggu baik di bidang fintech, edtech, ritel, logistik, dan kesehatan.
Untuk tahun 2021 ini, aplikasi kesehatan aido health berhasil lolos menjadi satu dari delapan startups yang terpilih mengikuti Google for Startups Accelerator.
"Kami sangat tertarik dan bersemangat saat mendengar program Google for Startups Indonesia, karena program ini memberi kami kesempatan untuk mendapat bimbingan, jaringan dan eksposur," kata VP Operations & Partnership, Jyoti Nagrani, dalam rilisnya.
Google memang dikenal karena kualitas program dan dukungannya untuk perusahaan serta tim pendiri startup.
Baca Juga: Selain Halodoc, Ini Dia Daftar Fasilitas Telemedicine Gratis dari Kemenkes untuk Pasien Covid-19
Dengan adanya program ini, aido health berharap dapat mengembangkan keterampilan sekaligus pengalaman yang luas, sekaligus best practice untuk pengembangan strategis.
Aplikasi aido health terintegrasi dengan basis fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium dan farmasi.
Dengan integrasi ini bisa memberi akses masyarakat ke berbagai jaringan mitra untuk mendapat layanan kesehatan yang berkualitas, perawatan dengan harga yang terjangkau.
Momen ini juga tepat saat adanya pandemi Covid-19, di mana aido health menjadi mitra resmi Kementerian Kesehatan RI.
Baca Juga: Ini Kata Dokter Kulit tentang Waktu yang Tepat Mulai Perawatan Anti Aging
Aplikasi kesehatan aido health menyediakan layanan telekonsultasi dan perawatan dari rumah karena bekerja sama dengan berbagai rumah sakit favorit dengan akses lebih dari 2.000 tenaga kesehatan dan 1.300 dokter spesialis.
Setelah terpilih sebagai salah satu peserta Google for Startups Accelerator, aido health juga tertarik untuk belajar lebih dalam mengenai Google's tools.
Sebab hal ini dapat membantu meningkatkan awareness terhadap aplikasi kesehatan, sehingga bisa memberi edukasi kepada masyarakat tentang kemudahan dan manfaat layanan kesehatan digital.
"Tentu yang tak kalah penting adalah program ini memungkinkan kami bertemu dengan banyak orang dan bisa mendapat banyak inspirasi dari komunitas," ungkap Jyoti.
Baca Juga: Tak Bisa Cium Aroma saat Positif Covid-19? Ini 5 Cara Alami Mengobatinya
Sementara itu Developer Relations Program Manager for Startups in Southeast Asia, Thye Yeow Bok, mengatakan banyak pihak terlibat dalam industri telemedisin.
Di antaranya pasien, dokter, juga perusahaan asuransi. Sehingga platform telemedisin perlu distandarisasi untuk menjembatani semua pihak.
Dia menyebut standarisasi ini nantinya akan memberikan experiences yang konsisten bagi pengguna.
(*)