Laporan langsung jurnalis Kompas.com, Firzie A Idris, dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
KOMPAS.com - Salah satu hal di belakang layar yang diyakini turut membantu pelaksanaan Pertamina Grand Prix of Indonesia adalah keberadaan pawang hujan.
"Teknologi" tradisional yang dipercaya ampuh untuk memodifikasi hujan ini memang telah lama akrab dengan berbagai event di kalangan masyarakat Tanah Air.
Mulai dari acara tingkat rukun tetangga atau rukun warga, ajang sekelas Liga 1, pembukaan Asian Games, hingga MotoGP Indonesia 2022 pun mempunyai tim pawang hujan demi menghalau cuaca yang tak diinginkan.
Kompas.com sempat menemui Rara Istiani Wulandari, pawang hujan Sirkuit Mandalika, pada ajang MotoGP Indonesia 2022.
Baca juga: Naik-Turun Harapan Penjual Suvenir Jelang Balapan MotoGP Mandalika...
Letak tenda pawang hujan adalah di bagian utara sirkuit, dekat pintu masuk utama yang diberi nama julukan "Gerbang Hijau".
Sedikit di belakang pagar jalan utama, Kompas.com melihat suatu tenda kotak yang berisi berbagai perlengkapan sesajen.
Sebenarnya, ketika kami datang, sang pawang hujan tengah berkeliling sirkuit.
Akan tetapi, tak lama kemudian, dia pun tiba dengan diantar oleh mobil panitia berstiker khusus yang dapat memberinya akses ke seluruh jalanan di ring 1 sirkuit.
Baca juga: Aksi Pebalap di Sirkuit Mandalika: Insiden Crash Marquez hingga Bastianini, Kinerja Marshal Diuji
"Kemarin (Kamis) aspal sempat dinilai sedikit panas. Suhunya mencapai 60 derajat celsius," tuturnya saat ditemui pada Jumat (18/3/2022) siang.
"Saya sebagai tim doa pawang hujan yang direkomendasikan Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) dan sering mengawal event-nya Presiden Jokowi dan event kenegaraan lain, bersama dengan tim ITDC dan Pak Hadi Tjahjanto sebagai koodinator lapangan melakukan modifikasi cuaca dengan kekuatan doa," tuturnya.
"Di sini, saya diminta menurunkan suhu agar lembap dan sejuk dengan sedikit hujan," katanya.
"Kita di Indonesia terbiasa (iklim) tropis, tetapi pebalap dari luar negeri memintanya yang sejuk. Saya minta support semua untuk bisa berjalan baik," ujarnya.
Ia pun menjelaskan cara-cara berbeda dalam memanggil atau menghalau hujan.
Ritual melibatkan sekumpulan sesajen yang dikelilingi parit air, sedangkan ritual lainnya melibatkan es batu dan abu kayu.
Baca juga: Berapa Jumlah Lap Balapan MotoGP, Moto2, dan Moto3 Mandalika?