Laporan langsung jurnalis Kompas.com, Firzie A Idris, dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
KOMPAS.com - Aspek keselamatan Sirkuit Mandalika merupakan salah satu keunggulan bagi venue kebanggaan Tanah Air tersebut. Faktor ini mendapat beberapa ujian pada hari pertama Pertamina Grand Prix of Indonesia, Jumat (18/3/2022).
Beberapa kecelakaan terjadi di lintasan Pertamina Mandalika International Street Circuit pada sesi FP1 dan FP2 di Moto2 dan MotoGP.
Pedro Acosta mengalami highside pada sesi Moto2 dan Marc Marquez kehilangan kendali motornya jelang Tikungan 11 dan mengalami crash lowside dalam kecepatan tinggi.
Selain itu, beberapa rider juga mengalami crash, salah satunya adalah pemenang MotoGP Qatar dua pekan lalu, Enea Bastianini.
Kinerja marshal rescue dan sistem digital flag marshal diuji dengan dua kecelakaan tersebut.
Kehadiran digital flag marshal merupakan hal baru di dunia MotoGP karena baru tahun ini menjadi perlengkapan wajib di lintasan.
Baca juga: FP2 MotoGP Mandalika, Marquez Terjatuh pada Waktu yang Tidak Tepat
Peran digital flag marshal ini penting dalam membantu flag marshal di setiap posnya.
Seusai hari pertama balapan tersebut, Kompas.com bertanya mengenai kinerja digital flag marshal dan para marshal rescue tersebut kepada Direktur MGPA (Mandalika Grand Prix Association) di mata Dorna dan FIM
"Kalau dari sisi digital flag dibantu secara manual juga dengan marshal memegang bendera," ujarnya.
"Dari sisi digital flag tak ada masalah, kami sudah mencoba dari hari Rabu. Alatnya sendiri dioperasikan dari Race Control dan berhubungan dengan petugas pemegang bendera flag di sekitar sirkuit."
Priandi juga menambahkan kinerja rescue marshal dalam kecelakaan-kecelakaan tersebut telah memuaskan.
"Terkait rescue marshal tak masalah, hari ini pun kami sudah deploy 400-an marshal yang sebagian sudah bekerja di WSBK dan di pre-season," ujarnya.
Baca juga: Joan Mir Usai Hari Pertama MotoGP Mandalika: Kami Bisa Balapan di Sini
"Kemudian, kami juga tambahkan training di kelas dan lapangan. Marshal sama sekali tak ada halangan."
Salah satu hal menarik saat insiden-insiden di Sirkuit Mandalika adalah waktu yang diperlukan bagi para marshal untuk mencapai pebalap yang terjatuh.
Hal ini dikarenakan oleh luasnya area gravel di beberapa titik di sekitar lintasan sehingga ada jarak sekitar 100 meter lebih antara tembok dengan aspal sirkuit.
"Ya, memang jarak para marshal dari tembok lintasan ke trek terhitung jauh tetapi itu pertukaran yang memang harus terjadi untuk keselamatan para pebalap," ujar Denny Pribadi, pebalap nasional yang juga berperan sebagai supir safety car pada event-event non balapan di Sirkuit Mandalika.
"Sebagai rider, saya akan senang dengan area run off yang lebih besar ini."
"Kita juga harus berpikir bahwa area runoff yang besar ini akan membuat Sirkuit Mandalika punya potensi pengembangan yang jauh lebih besar dalam 10 tahun ke depan seiring makin cepatnya kecepaan motor dan kemajuan teknologi," tutur pria yang juga memiliki lisensi Clerk of Course untuk event-event nasional ini.
"Hal ini berbeda dari misalnya Sirkuit Sentul yang pengembangannya terbatas oleh minimnya area di sekitar lintasan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.