KOMPAS.com - Bos Yamaha, Lin Jarvis, percaya diri dengan komposisi pebalap yang dia miliki.
Keberadaan Valentino Rossi dan Maverick Vinales di Monster Energy Yamaha, kemudian ditambah Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli di Petronas Yamaha SRT cukup menggebrak.
Dari dua seri awal MotoGP 2020, podium utama selalu ditempati oleh Fabio Quartararo. Begitu juga Maverick Vinales yang selalu finis di posisi kedua.
Bahkan, pada MotoGP Andalusia, podium ditempati pebalap Yamaha semua. Satu lainnya yakni Valentino Rossi.
Baca juga: Rencana Petronas Jika Berhasil Datangkan Valentino Rossi
Melihat potensi tersebut, Lin Jarvis mulai berani menggertak MotoGP 2020 adalah milik Yamaha.
Selain itu, dia juga menyebut masa kejayaan Marc Marquez sebagai juara bertahan dan timnya, Honda, berakhir sudah.
Sebab, Marc Marquez maupun pebalap Honda lainnya tak begitu terlihat dalam dua seri awal.
Paling banter ada pebalap asal Jepang, Takaaki Nakagami, yang bergabung di tim LCR Honda. Sementara tandem sekaligus adik Marc Marquez, Alex Marquez, masih bontot.
Baca juga: Petronas: Podium MotoGP Andalusia Mudahkan Kami Rekrut Valentino Rossi
"Marquez adalah satu-satunya yang bisa menangani Honda dan mendapatkan yang terbaik dari itu," kata Lin Jarvis dikutip Marca.
"Dia memiliki banyak bakat, sangat bugar dan termotivasi," ujar Jarvis melanjutkan.
"Marc Marquez memiliki segalanya dan pantas dengan sebutan bintang, dia berada di zona manis itu."
"Tetapi semua telah berakhir dan misi kami adalah mengambil alihnya," ujarnya penuh keyakinan.
Baca juga: Cerita Maverick Vinales soal Persaingannya dengan Valentino Rossi
Lin Jarvis juga percaya diri dengan perubahan 'sedikit' di Yamaha. Tepatnya, menduetkan Fabio Quartararo dan Maverick Vinales di Monster Energy Yamaha.
"Kami memiliki kesamaan filosofi yang ditekankan kepada dua pebalap (Vinales dan Quartararo)," ungkap dia.
"Tetapi jika yang (pebalap) satu ini menginginkan satu hal dan satunya menginginkan hal lain, maka Anda tahu Anda memecah belah."
"Ada saatnya ego besar pebalap muncul dalam olahraga ini. Anda harus mengelola rider, egonya, lingkungannya, harapannya, permintaannya yang kadang-kadang dapat dipenuhi atau tidak," kata Jarvis.
Baca juga: Eks Petinggi Repsol Honda Tanggapi Sinis Podium Rossi di MotoGP Andalusia
"Ini cukup sulit, tetapi jika Anda bertanya kepada saya, saya akan selalu memiliki dua pebalap top yang kiranya satu pebalap A dan satu B, itu lebih menstimulasi dan menantang," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.