KOMPAS.com - Valentino Rossi mengatakan bahwa ide untuk pensiun di tahun ini sejujurnya bukan hal yang sulit dilakukan.
Hal itu dikarenakan dia bisa mengakhiri kariernya tanpa dilihat oleh para penggemar.
Valentino Rossi khawatir perpisahan dengan para penggemar akan menambah kesedihannya ketika memutuskan mengakhiri karier sebagai pebalap.
Seperti diketahui, pandemi virus corona memaksa MotoGP untuk menggelar balapan secara tertutup demi menekan penyebaran virus corona.
Baca juga: Vinales Sebut Rossi Belum Habis, Masih Bisa Lawan Pebalap Muda
"Sejujurnya, bagi saya pensiun di tengah Covid-19 ini memiliki sisi positif," kata Valentino Rossi seperti dikutip BolaSport.com dari BT Sports.
"Pasti akan ada kesedihan (ketika pensiun). Jadi, jika saya bisa melakukannya tanpa kehadiran penggemar tanpa orang-orang di sekitar saya, itu akan menjadi lebih mudah," katanya.
Kendati demikian, hal berbeda justru disampaikan oleh Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis.
Lin Jarvis menilai bahwa juara dunia sembilan kali itu sebaiknya menunda masa pensiunnya.
Lebih lanjut, Jarvis beranggapan Rossi tak selayaknya mengakhiri karier di tengah kekacauan akibat pandemi virus corona.
"Bahkan skenario terburuk yang kita hadapi adalah kita tidak akan melihat satu balapan pun tahun ini," kata Lin Jarvis dilansir BolaSport.com dari Speedweek pada April lalu.
"Akan sangat tragis jika musim terakhir dari atlet yang ikonik dibatalkan. Saya percaya Valentino memiliki pendapat yang sama dan karena itu saya berharap dia terus ikut bertanding," imbuhnya.
Pensiun menjadi salah satu keputusan yang dipertimbangkan Valentino Rossi menjelang bergulirnya MotoGP 2020.
Hasil kurang memuaskan pada musim lalu membuat Valentino Rossi kehilangan motivasi untuk terus membalap di MotoGP.
Baca juga: Syarat dari Dorna jika Mau Ada MotoGP Asia Musim Ini
Seperti diketahui, performa pebalap tim Monster Energy Yamaha tersebut menurun pada paruh musim kedua MotoGP 2019.
Mengawali musim dengan dua hasil podium dan status sebagai pembalap Yamaha terbaik, performa Rossi justru menurun hingga tak pernah lagi finis tiga besar.
Rossi pun harus rela kalah poin dari dua pebalap Yamaha lain, Maverick Vinales (Monster Energy) dan Fabio Quartararo (Petronas SRT), pada akhir musim.
Situasi itu membuat Rossi tak percaya diri untuk menambah kontraknya bersama tim pabrikan.
The Doctor, demikian Rossi dijuluki, legawa tergusur dari tim pabrikan Yamaha demi mendapat waktu untuk menentukan masa depannya di MotoGP. (Ardhianto Wahyu Indraputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.