Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Soal Rencana Kehadiran Rusia ke KTT G20, RI Ungkap Pembahasannya Masih Dinamis
21/04/2022, 16:58 WIB
Soal Rencana Kehadiran Rusia ke KTT G20, RI Ungkap Pembahasannya Masih Dinamis
Shutterstock/AlexLMX Ilustrasi G20, pertemuan G20, isu kesehatan prioritas G20

JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Sherpa G20 Indonesia, Duta Besar Dian Triansyah Djani menjawab pertanyaan seputar kepastian kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 Indonesia.

Menurutnya, pembahasan kehadiran Rusia di KTT sampai saat ini masih dinamis.

"Kalau KTT masih lama. Ini pembahasannya masih dinamis. Kembali lagi, bukan pada saatnya saya menjawab pertanyaan itu," ujar Triansyah saat tanya jawab media pada press briefing mingguan yang digelar secara daring oleh Kementerian Luar Negeri, Kamis (21/4/2022).

Baca juga: KTT G20 di Bali, Puri Agung Karangasem Disiapkan Jadi Tempat yang Dikunjungi Delegasi

Tetapi, dia menjelaskan, pada berbagai pertemuan rangkaian G20 tahun ini, Indonesia berusaha menghadirkan semua negara anggota.

Untuk saat ini, Indonesia sebagai Presidensi G20 fokus kepada sherpa track meeting dan finance track meeting.

"Dan Alhamdulillah kehadirannya cukup baik," tambah Triansyah.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menghadiri KTT G20 akhir tahun ini di Indonesia. Hal itu dipastikan oleh pihak Moskwa sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.

Tetapi, rencana kehadiran Putin itu ditolak oleh pemimpin banyak negara G20.

Salah satunya, perdana Menteri Kanada Justin Trudeau tidak ingin melihat Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan G20 tahun ini dengan alasan invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir AFP, Trudeau mengaku telah bertukar pikiran dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, yang menjadi tuan rumah pertemuan ekonomi utama pada November tahun ini.

Baca juga: AS Pimpin Aksi Boikot atas Rusia di Pertemuan G20, Begini Tanggapan Sri Mulyani

Trudeau menyebut bahwa kehadiran Putin akan "sangat sulit bagi kami dan tidak produktif untuk G20."

"Ini akan menjadi masalah besar bagi banyak negara, termasuk Kanada," katanya kepada wartawan di Ottawa.

Trudeau menjelaskan bahwa KTT G20 adalah tentang "bagaimana kita mengelola dan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia."

"Rusia dengan invasi ilegalnya ke Ukraina telah menjungkirbalikkan pertumbuhan ekonomi bagi semua orang di seluruh dunia. (Rusia) tidak mungkin menjadi mitra konstruktif dalam cara kita mengelola krisis yang diciptakan oleh invasi ilegal Rusia ke Ukraina," tambahnya.

"Intinya adalah tidak mungkin bertindak seperti biasa saat Vladimir Putin hanya duduk di sekitar meja, berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, karena itu tidak baik-baik saja, dan itu salahnya."

Baca juga: Sandiaga Targetkan hingga 15.000 Lapangan Kerja dari Side Events G20

Selain itu, Presiden AS Joe Biden sebelumnya juga mendukung pengusiran Rusia dari kelompok ekonomi utama G20.

Sementara Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan Putin harus dilarang menghadiri pertemuan puncak kelompok itu di Bali.

Adapun Brasil dan China menentang pemberian hak kepada Rusia, sementara Indonesia mengatakan akan tetap "tidak memihak".

Pekan lalu, utusan Moskwa untuk Jakarta memang mengatakan bahwa Putin berencana menghadiri pertemuan tersebut.


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads