Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review Film Indiana Jones and the Dial of Destiny

Kompas.com - 28/06/2023, 10:42 WIB
Ady Prawira Riandi,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peribahasa tua-tua keladi, makin tua makin menjadi memang sangat pantas disematkan pada sosok Harrison Ford.

Di usianya yang sudah tak muda lagi, Ford masih tetap memberikan performa terbaiknya untuk industri perfilman Hollywood.

15 tahun setelah film Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Ford kembali tampil di film kelima waralaba milik Lucasfim tersebut.

Baca juga: 4 Fakta Menarik Indiana Jones and the Dial of Destiny, Segera di Bioskop

Rambut beruban, kulit keriput, serta refleks yang mulai melambat nyatanya tak membuat penonton kecewa dengan aksi Ford di film Indiana Jones and the Dial of Destiny.

Tampil dengan seragam khas dan topi Fedora serta cambuknya, Indy tetap menjadi arkeolog favorit penonton yang selalu melewati petualangan seru tak terlupakan.

Indiana Jones and the Dial of Destiny bercerita tentang masa muda Indy dan Basil Shaw (Toby Jones) yang menemukan jam karya Archimedes bernama Antikythera.

Jam tersebut terbilang unik karena terbagi menjadi dua bagian.

Salah satu jam akhirnya dicuri Indy dari kereta perampasan barang milik Nazi.

Sementara bagian satunya terkubur di lautan Grafikos.

Baca juga: Sinopsis Indiana Jones and The Dial of Destiny, Segera Tayang 2023

Beberapa puluh tahun setelah kejadian tersebut, Indy menjalani kehidupan membosankan sebagai seorang dosen arekologi di sebuah kampus.

Tepat di hari pensiunnya, Indy bertemu dengan Helena (Phoebe Waller-Bridge) yang tak lain adalah putri dari Basil Shaw.

Di saat bersamaan, Dr. Voller (Mads Mikkelsen) juga mulai melacak keberadaan Antykthera yang dulu sempat dimilikinya.

Indiana Jones akhirnya harus kembali masuk ke dalam situasi pelik karena menyelamatkan benda bersejarah dari tangan Nazi.

Petualangan Indiana Jones dalam film kelima ini tetap seru dan menegangkan.

Aksi kejar-kejaran yang diarahkan oleh sutradara James Mangold mampu memompa adrenalin penonton.

Penuaan yang dialami oleh Indy juga semakin menambah rasa empati penonton terhadap karakter yang sudah diperkenalkan sejak 1981 ini.

James Mangold membuktikan dirinya merupakan salah satu sutradara andal yang mampu mengeluarkan potensi terbaik dari Indiana Jones.

Sebagai informasi, empat film pertama Indiana Jones selalu disutradarai oleh Steven Spielberg.

Kali ini Spielberg dan George Lucas hanya bertindak sebagai eksekutif produser dan memantau pekerjaan Mangold.

Sayangnya, keseluruhan cerita dari Indiana Jones and the Dial of Destiny terasa sangat mudah terbaca.

Plot dan permasalahan yang dihadapi oleh Indy seakan-akan sangat jelas tergambar sejak awal film diputar.

Selain itu, James Mangold juga terlihat abai dengan continuity atau kesinambungan latar waktu di film ini.

Secara keseluruhan, Indiana Jones and the Dial of Destiny merupakan film yang menyenangkan untuk ditonton di masa liburan ini.

Bagi Anda yang belum pernah mengenal atau menonton film Indiana Jones sebelumnya, tak perlu khawatir akan hal itu.

Film ini bahkan akan membuat Anda penasaran dengan cerita-cerita Indy sebelumnya.

Indiana Jones and the Dial of Destiny akan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai hari ini, Rabu (28/6/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com