Fakta Produksi Film Buya Hamka, Sulit Balik Modal hingga Fajar Bustomi Rela Bayar

JAKARTA, KOMPAS.com - Buya Hamka merupakan sosok ulama, nasionalis, sejarahwan, sastrawan, dan wartawan di Indonesia yang kini kisah hidupnya dibuatkan menjadi film.

Film Buya Hamka akan menyapa penonton di bioskop mulai 20 April 2023.

Di balik produksinya, banyak fakta tak terduga yang terungkap ketika konferensi pers peluncuran trailer, Kamis (23/3/2023).

Mulai dari biaya hingga harapan kuat sang sutradara.

Baca juga: Saking Inginnya Bikin Film Buya Hamka, Fajar Bustomi: Kalau Perlu Saya yang Bayar

Perilisan trailer film Buya Hamka dihadiri anak, cucu, hingga cicit tokoh asli Minang tersebut.

Salah satu anak Buya Hamka, Buya Afif (71) maju ke hadapan hadirin di atas panggung untuk menyampaikan kata sambutan.

Buya Afif kini sulit untuk berjalan sendiri sehingga harus menggunakan kursi roda dan dipapah.

Buya Afif mewakili keluarga besarnya mengaku bersyukur dan berterima kasih dengan dibuatnya film tentang sang ayah.

Baca juga: Film Buya Hamka Dibuat Jadi 3 Volume, Ini Alasannya

"Mungkin Buya Hamka waktu itu belum terbayangkan akan ada film tentang dirinya," ucap Buya Afif, Kamis.

Ia menyebut ayahnya adalah sosok yang multidimensi.

1. Biaya produksi mahal, mungkin sulit balik modal

Film biopik Buya Hamka diproduksi oleh Starvision dan Falcon Pictures, bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Produser dari Starvision, Chand Parwez menuturkan bahwa film ini sudah direncanakan sejak 2014.

Baca juga: Biaya Produksi Film Buya Hamka Luar Biasa, Produser: Mungkin Balik Modal Berat

Artinya, film Buya Hamka terealisasi setelah sembilan tahun proses.

"Butuh biaya produksi yang mungkin yang terbesar sepanjang sejarah perfilman Indonesia," kata Chand Parwez, Kamis.

Produser dari Falcon Pictures, Frederica, menambahkan, mereka membuat film Buya Hamka bukan hanya karena bisnis.