JAKARTA, KOMPAS.com - Septia Yetri Opani mengaku sengaja memberikan banyak persyaratan rujuk kepada Putra Siregar.
Septia mengatakan, hal tersebut dilakukannya untuk kepentingan keluarga. Ia ingin melihat sejauh mana Putra Siregar ingin mempertahankan rumah tangganya.
Beberapa poin besar dari persyaratan itu, yakni soal aset atau harta, perubahan perilaku, harus izin istri ke luar rumah maupun tentang pekerjaan, sign pekerjaan, berjanji tidak melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), berjanji tidak selingkuh.
Baca juga: Tak Larang Putra Siregar Bertemu Anak-anak, Septia: Kok Enggak Datang ke Rumah?
“Kalau untuk kebaikan bersama itu tidak banyak. Apalagi ini ngomong tentang keluarga, jadi sama-sama tidak dirugikan. Itu memang tentang anak, tentang saya, tentang suami saya,” kata Septia di PA Jakarta Timur, Selasa (7/2/2023).
“Jadi kalau menurut bang Putra itu banyak ya berarti menurut bang Putra itu berat. Kalau menurut saya untuk kebaikan keluarga itu tidak berat,” lanjut Septia.
Septia membenarkan memang ada beberapa poin tentang aset dan harta di dalam persyaratan rujuk.
Baca juga: Septia Yetri Opani Sebut Putra Siregar Sudah Selingkuh Berulang Kali
Selama menikah dengannya, ia dan Putra punya aset dan harta bersama.
“Pengaturan harta kan selama menikah dengan saya. Itu kan ada hak saya, hak anak saya. Bukan buat saya aja, tapi hak kita bersama. Jadi kalau masalah aset ini buat sama-sama bukan buat pribadi saya,” ucap Septia.
“Milik bersama (banyak aset dan harta),” lanjut Septia.
Septia mengatakan, ia sebenarnya membuka peluang kepada Putra untuk berdiskusi soal persyaratan rujuk ini.
Baca juga: Septia Yetri Punya Bukti Putra Siregar Selingkuh dengan Karyawannya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.