Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminologi Sayap Sayap Patah, dari Novel Kahlil Gibran ke Lagu Dewa 19 sampai Nicholas Saputra

Kompas.com - 26/08/2022, 13:42 WIB
Cynthia Lova,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sayap Sayap Patah kini menjadi perbincangan publik karena aktor Nicholas Saputra dan artis Ariel Tatum main dalam film berjudul demikian.

Chemistry Nicholas Saputra dan Ariel Tatum menjadi suami istri di film ini membuat para penontonnya hanyut dalam cerita.

Terlebih, cerita yang disajikan mengangkat kisah nyata dari kerusuhan di Mako Brimob 2018.

Kisah drama romantis dicampur dengan aksi menegangkan yang dijalani Nicholas sebagai seorang anggota densus 88 saat menghadapi sebanyak 155 narapidana terorisme yang membobol Rutan Mako Brimob membuat film tersebut makin mengesankan.

Di balik judul Sayap Sayap Patah sebagai film, ternyata istilah Sayap Sayap Patah pertama kali populer digunakan dalam novel karya penyair masyhur Kahlil Gibran.

Baca juga: Daftar Pemeran Film Sayap Sayap Patah

Terminologi Sayap Sayap Patah pun populer ke seluruh dunia berkat Kahlil Gibran.

Novel Sayap Sayap Patah telah banyak diresensi dan dibaca jutaan mata, alhasil, Sayap Sayap Patah telah menginspirasi karya lainnya.

Bahkan grup band Dewa 19 pernah menjadikan Sayap Sayap Patah sebagai salah satu judul lagunya di album Bintang Lima.

Meski sama-sama menggunakan Sayap Sayap Patah, tetapi cerita di baliknya berbeda-beda.

Kompas.com merangkumnya sebagai berikut.

1. Novel karya Kahlil Gibran

Film Sayap Sayap Patah yang diperankan Nicholas Saputra dan Ariel Tatum ini memiliki cerita yang berbeda dengan novel karya Kahlil Gibran tersebut meski judulnya sama persis.

Baca juga: Review Film Sayap Sayap Patah, Kisah Tragedi Kerusuhan di Mako Brimob Depok 2018

Novel Sayap Sayap Patah merupakan karya sastra yang berisikan makna Kisah Cinta Romantis.

Novel ini mengangkat kisah cinta pertama Gibran di Lebanon pada seorang wanita bernama Hala Daher (dalam novel bernama Selma Karamy).

Gibran dan Selma sendiri dipertemukan dalam frekuensi yang sama yaitu kemurungan. Gibran menceritakan kenangan-kenangan indahnya saat bersama Selma.

Mereka dipertemukan, namun bukan untuk dipersatukan melainkan untuk berpisah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com