Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Toto TIS Suparto
Editor Buku Lepas, Ghostwritter

Editor Buku

Profesor yang Menghibur

Kompas.com - 12/08/2022, 11:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dream Theater memang bermusik secara akademis. Maklum saja semua berpendidikan musik maupun vokal.

Selain Mangini, sang vokalis James Labrie juga orang sekolahan. Ternyata dia sekolah bernyanyi di Rosemary Patricia Burns.

Lalu, sang gitaris John Petrucci yang lulusan Berklee College of Music (Boston, USA). Belum cukup sampai di situ, dia juga menyelesaikan sertifikasi gitar lanjutan di Berklee.

Kemudian bassist: John Myung merupakan lulusan Berklee College of Music. Juga meraih profesor bass di almamaternya.

Ada pula Jordan Rudest, pemain keyboard. Dia merupakan lulusan Juilliard School di New York. Menulis sejumlah jurnal ilmiah dan program belajar musiknya diikuti banyak musisi dari seluruh dunia.

Layak dicontoh

Menceritakan sosok personal Dream Theater bermaksud agar bisa menjadi inspirasi banyak pihak.

Bagi talenta muda yang sedang getol bermusik, tirulah mereka. Karier melejit, nama berkibar, tetapi karier pendidikan juga menuju puncak.

Saatnya membantah anggapan umum, pemusik merupakan sekelompok anak muda yang menyisihkan pendidikan demi karier bermusik. Dream Theater mengajarkan pendidikan dan musik bisa berjalan bersama.

Bagi para profesor, selayaknya seperti Mangini dan Myung yang berkarya sekaligus menghibur.

Di negeri ini kita sudah menemukan sejumlah karya profesor yang juga menghibur. Profesor di bidang seni menelorkan karya yang menghibur.

Barangkali akan muncul dalih, wajar saja kalau profesor bidang seni. Bagaimana profesor bidang lain?

Sejatinya bisa pula menghibur. Masyarakat bakal terhibur bilamana karya-karya profesor itu tidak sekadar menumpuk di meja kerjanya. Lebih terhibur lagi jika karya para profesor bisa mengurangi beban hidup masyarakat.

Contoh sederhana, ada seorang profesor di bidang pertanian yang tekun meneliti pupuk organik.

Tahapan penelitian sampailah pada aplikasi pemanfaatan di lapangan. Hasilnya lumayan bagus, produktivitas naik, petani pun jadi terhibur karena panen mampu meningkatkan pendapatan mereka.

Lebih menyenangkan, pupuk organik dimaksud bisa diproduksi sendiri. Tanpa musti mahal-mahal membeli di toko saprotan. Bagi petani, hal ini menyenangkan dan hidup pun jadi terhibur.

Bayangkan, di Indonesia tercatat ada 6.243 profesor ( data 2019). Jika didukung regulasi memadai maka mereka akan sangat menghibur rakyat Indonesia. Bukan hanya Prof Mangini yang bisa menghibur 10.000-an warga Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com