Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruben Onsu Ungkap Alami Empty Sella Syndrome, Apa Itu?

Kompas.com - 27/07/2022, 17:50 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

Sumber WebMD

JAKARTA, KOMPAS.com- Kondisi presenter Ruben Onsu terus menjadi perhatian, tak hanya mengalami penyempitan sumsum tulang belakang, Ruben juga menderita empty sella syndrome.

Penyakit yang dideritanya ini diungkap ketika berbicara dengan Irfan Hakim dan Raffi Ahmad dalam tayangan FYP Trans7. 

"Aku bilang sorry ya, kenapa gue enggak bisa (di) suhu dingin, karena kalau gue udah kena dingin, gue langsung nge-drop badannya," kata Ruben dikutip dari tayangan FYP Trans7.

Setelah melakukan pemeriksaan MRI, Ruben akhirnya tahu penyebab tubuhnya mudah menurun dalam suhu dingin. 

Baca juga: Sadar Kondisi Tubuh, Ruben Onsu Akui Sempat Takut Tidur Usai Terbangun

"Kenapa kayak gitu, jadi kemarin ini aku udah MRI, jadi ada salah satu juga ada bercak-bercak putih di bagian otak dan kedua ada empty sella syndrome," tuturnya.

"Jadi Empty Sella Syndrome itu ada beberapa tingkat, ada yang dia enggak kuat dalam suhu dingin, ada yang penglihatannya makin lama kayak orang pakai contact lense," lanjutnya.

Penjelasan Ruben itu membuat Irfan Hakim yang selama ini memandu acara bersama Ruben akhirnya sadar, alasan Ruben sering meneteskan cairan ke mata karena hal itu.

"Betul. Makanya pasti teman-teman 'kenapa sih enggak pakai apa-apa tetesin mata terus?' Saya pengin temen-temen saya enggak tanya-tanya lagi," ucap Ruben menanggapi ucapan Irfan.

Dikutip dari website WebMD, Empty sella syndrome (ESS) termasuk kelainan langka pada struktur di tengkorak yang dikenal sebagai sella tursika yang berfungsi melindungi kelenjar pituitari.

Baca juga: Berobat ke Singapura, Ruben Onsu Ungkap Alami Penyempitan Sumsum Tulang Belakang

Dalam kondisi ini, kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata.

Ketika kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata, itu tidak dapat dilihat pada pemindaian MRI. Hal ini membuat area kelenjar pituitari tampak seperti "sella kosong" (empty sella).

Kelenjar pituitari adalah kelenjar kecil yang terletak di dekat pangkal tengkorak yang menyimpan beberapa hormon penting dan melepaskannya ke dalam aliran darah sesuai kebutuhan tubuh.

Ada dua tipe empty sella syndrome, seperti dikutip dari John Hopkins Medicine. Primary ESS, di mana kelenjar pituitari rata. Tipe ini lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi. Ini juga telah dikaitkan dengan penumpukan cairan di otak.

Sementara secondary ESS adalah di mana kelenjar pituitari mungkin kecil karena perubahan genetik (mutasi), cedera, terapi radiasi, atau pembedahan.

Para ahli belum tahu pasti apa penyebab primary ESS, tapi untuk secondary ESS mungkin disebabkan oleh trauma, radiasi atau operasi pada bagian kepala.

Gejala yang dialami orang dengan ESS bisa termasuk terasa ada tekanan di dalam tengkorak, pandangan kabur, sakit kepala, tekanan darah tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com