JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 19 sineas profesional siap menilai naskah-naskah karya penulis sebagai juri dalam kompetisi Falcon Script Hunt 2022 yang berlangsung dari 5 Juli sampai 5 Desember 2022.
Para juri tersebut meliputi penulis terkenal yang karyanya telah diangkat menjadi film, sutradara top, hingga aktor dan aktris.
Dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/7/2022), sejumlah juri memberikan tips mereka untuk menulis naskah film.
Jalan cerita atau plot dan penokohan adalah sekian dari banyak aspek dalam sebuah film. Tetapi, manakah yang lebih penting untuk difokuskan di naskah film?
Sutradara Rako Prijanto yang menggarap Teman Tapi Menikah memberikan pendapatnya.
Baca juga: Rako Prijanto Jelaskan Mana yang Lebih Penting dalam Naskah, Plot atau Penokohan?
"Menurut saya, karakter itu bagian dari plot cerita. Jadi enggak bisa dipisahin. Kalau disuruh milih bingung sih mau yang mana," kata Rako Prijanto.
"Tapi, memang ada cerita yang berasal dari plot cerita, ada juga yang dari character driven. Jadi tergantung mana yang akan disuguhkan," ujar Rako lagi.
Selain itu, menurut Rako Prijanto, ada sejumlah kriteria dalam naskah yang membuatnya tertarik untuk menjadikan film.
"Kalau buat saya 10 halaman awal itu penting. Jadi, 10 halaman awal itu kita udah harus memahami karakter, tahu konflik, dan mau ke mana film ini," kata Rako Prijanto.
Kedua, skenario harus punya bahasa universal. Contoh, ada adegan mobil berpelat merah.
Baca juga: Rako Prijanto Berbagi Tips Menulis Naskah Film untuk Pemula
Rako mengatakan, orang Indonesia pasti tahu bahwa mobil itu mobil pemerintah, tetapi orang luar negeri belum tentu mengerti.
Ketiga, setiap empat halaman harus terjadi sesuatu.
"Kalau enggak, flat. Karena hitungan skenario itu satu halaman satu menit," ungkap Rako Prijanto.
Menurut penulis Titin Wattimena, penulis pemula kerap salah kaprah, yakni langsung membuat skenario. Padahal, seharusnya membuat sinopsis terlebih dahulu.
"Penulis pemula jangan langsung membuat script, bikin sinopsis aja dulu, bikin cerita aja dulu. Itu dulu yang dimatangin," ujar penulis naskah film My Sassy Girl versi Indonesia itu.