Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentara Budaya Bakal Hadirkan Pameran Literasi, Sebuah Karya dari Sindhunata

Kompas.com - 19/05/2022, 14:16 WIB
Baharudin Al Farisi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bentara Budaya akan menghadirkan pameran literasi yang bertajuk Lelaku Nulis 70 Tahun Sindhunata.

Ini merupakan bentuk kerja sama Bentar Budaya dengan Harian Kompas, Gramedia Pustaka Utama (GPU), Majalah Basis, dan Omah Petroek.

Menurut keterangan resmi yang diterima Kompas.com, pameran ini untuk memaknai 70 tahun Sindhunata dalam perjalanan panjang kepenulisannya.

Pembukaan pameran akan berlangsung pada 17 Mei 2022 di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No. 2, Kotabaru.

Baca juga: Cerita Ibu Rumah Tangga Naik ke Layar Bentara Budaya Solo

Pameran ini akan menghadirkan karya ilustrasi, cover buku/majalah/koran, data, buku-buku dan repro kliping tulisan, juga foto perjalanan Sindhunata dalam berkarya di bidang Jurnalistik, Humaniora, Filsafat, Spiritualitas, Bola, dan Sastra.

Pada pembukaan, akan ditampilkan pula pembacaan nukilan karya Sindhunata oleh dramawan Landung Simatupang, tari Remo Arjasura, pertunjukan musik oleh Kiki & The Klan, dan John & The Jail Story.

Sebagai informasi, sejak usia 20 tahun, Sindhunata akrab dengan kata-kata. Ia menjadi wartawan Harian Kompas dan semakin dekat dengan peristiwa sosial serta kehidupan masyarakat.

Sebagai seorang jurnalis, Sindhunata bukan hanya menyajikan semata berita, namun ia menjadikan media untuk memotret kehidupan dan menyampaikan gugatan atas berbagai persoalan di sekitarnya.

Baca juga: Rasa Indonesia dalam Blues on Stage di Bentara Budaya Solo

Pemilik nama lahir Gabriel Possenti Sindhunata itu mulai berkarier sebagai wartawan Majalah Teruna, Balai Pustaka pada 1974 dan dilanjutkan menjadi wartawan Harian Kompas pada 1977.

Beberapa karyanya adalah Anak Bajang Menggiring Angin (1983), Menyusu Celeng (2018), Air Kata-kata (2003), Air Kejujuran (2019), Putri Cina (2007), Anak Bajang Mengayun Bulan (2022), dan masih banyak lainnya.

Hingga saat ini, Sindhunata melahirkan banyak tulisan jurnalistik serta puluhan buku yang sebagian besar mengedepankan tentang kemanusiaan.

Tema tersebut menjadi perhatian utamanya, bahkan sejak ia masih wartawan muda di Majalah Teruna.

Baca juga: Lanjut Mengenang Komponis Wayan Beratha di Bentara Budaya Bali

Sindhunata tidak hanya menghadirkan kemanusiaan lewat feature atau berita, tapi juga lewat berbagai ragam tulisan lain.

Novel Anak Bajang Menggiring Angin, salah satu karya Sindhunata berlatar kisah pewayangan Ramayana mampu menampilkan sisi kemanusiaan yang kuat.

Novel Anak Bajang Menggiring Angin bukan saja sebuah cerita yang menghadirkan keindahan kata-kata, tapi ibarat cermin kehidupan manusia yang penuh ambisi, dan pengharapan.

Novel yang bermula dari cerita bersambung di Kompas ini bukan saja jejak penting bagi Sindhunata, tetapi menjadi bermakna di tengah generasi yang tidak lagi dekat dengan wayang.

Baca juga: Gigih Wiyono Bawa Kesuburan dan Kemakmuran ke Bentara Budaya Jakarta

Pada tahun 2019, novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Herding the Wind.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com